Model Classroom Meeting
Menurut Glasser dalam Moejiono (1991/1992: 155) sekolah umumnya
berhasil membina prilaku ilmiah, meskipun demikian adakalanya sekolah
gagal membina kehangatan hubungan antar pribadi. Agar sekolah dapat
membina kehangatan hubungan antar pribadi, maka dipersyaratkan; (a) guru
memiliki rasa keterlibatan yang mendalam, (b) guru dan siswa harus
berani menghadapi realitas, dan berani menolak prilaku yang tidak
bertanggung jawab, dan (c) siswa mau belajar cara-cara berprilaku yang
lebih baik. Agar siswa dapat membina kehangatan hubungan antara pribadi,
guru perlu menggunakan strategi mengajar yang khusus. Karakteristik
salah satunya adalah untuk menghantarkan peserta didik agar memiliki
kepribadian yang hangat, tegas dan santun. Model pertemuan tatap muka
adalah pola belajar mengajar yang dirancang untuk mengembangkan
pemahaman diri sendiri, dan rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan
kelompok. Strategi mengajar model ini mendorong siswa belajar secara
aktif. Kelemahan model ini terletak pada kedalaman dan keluasan
pembahasan materi, karena lebih berorientasi pada proses, menekankan
pada proses tetapi juga menekankan pada penguasan materi, sehingga
materi perlu dikaji secara mendalam agar dapat dipahami dan dihayati
serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
full
Diposkan oleh
syarifuddin (Awon)
di
16:04
Tidak ada komentar:
Posting Komentar