Kamis, 21 Juli 2011

DISCOVERY LEARNING

A. Pengertian Discovery Learning
Discovery Learning adalah salah satu model dalam pengajaran teori kognitif dengan mengutamakan peran guru dalam menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa belajar secara aktif dan mandiri.
Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.
B. Sejarah Discovery Learning
Ide pembelajaran penemuan (Discovery Learning) muncul dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada anak dalam menemukan sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuwan (Nur, 2000). Pembelajaran dengan penemuan, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Selain itu, dalam pembelajaran penemuan siswa juga belajar pemecahan masalah secara mandiri dan keterampilan-keterampilan berfikir, karena mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi (Slavin, 1994).
Pembelajaran penemuan dibedakan menjadi dua, yaitu pembelajaran penemuan bebas (Free Discovery Learning) atau sering disebut open ended discovery dan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) (UT,1997). Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penernuan terbimbing (Guided Discovery Learning) lebih banyak diterapkan, karena dengan petunjuk guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun bimbingan guru bukanlah semacam resep yang harus dikuti tetapi hanya merupakan arahan tentang prosedur kerja yang diperlukan.
C. Tujuan Discovery Learning
1. Memperkuat informasi pengetahuan yang sudah dikenal siswa, terutama jika bahan mata pelajaran dapat disampaikan dengan cara berbeda.
2. Mengembalikan konsep-konsep yang sulit, dan perlu didiskusikan lagi dengan siswa secara terperinci.
3. Berpikir kembali tentang masalah-masalah yang sulit, karena siswa menyelesaikan masalah sebelumnya yang tidak nampak.
4. Menyampaikan bahan dari beberapa masalah yang belum terselesaikan untuk membantu siswa memperbaiki keterampilan intelektual mereka sehingga secara perlahan memberi mereka kesempatan untuk belajar sendiri.
D. Teori Belajar penemuan (Discovery learning)
Brunner (1964), mengemukakan bahwa teori belajar adalah deskriptif, sedangkan teori instruksional adalah preskriptif. Artinya teori belajar mendeskripsikan terjadinya proses belajar, sedangkan teori instruksional mempreskripsikan strategi atau metode pembelajaran yang optimal untuk memudahkan proses belajar.
Kontribusi dan implikasi teori belajar dan instruksional dalam teknologi pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan, khususnya yang didasarkan atas pengembangan pendidikan dengan bertitik tolak untuk perbaikan pendidikan. Teori belajar instruksional sangat besar perannya dibantu dengan peningkatan pendidikan.
Belajar penemuan (Discovery learning) dari Jerome Brunner adalah model pengajaran yang dikembangkan berdasarkan kepada pandangan kognitif tentang pembelajaran dan konstruktivisme. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka menemukan konsep dan prinsip untuk diri mereka sendiri.
E. Penerapan Discovery Learning Dalam Pembelajaran
1. Membiarkan siswa mengikuti minat mereka sendiri untuk mencapai kompeten dan kepuasan dari keingintahuan mereka.
2. Mendorong siswa menyelesaikan masalah mereka sendiri daripada mengajar siswa dengan jawaban-jawaban guru.
3. Membantu siswa mengerti konsep-konsep yang sulit dengan menggunakan peragaan atau gambar.
4. Memberikan waktu kepada siswa untuk mencoba menyelesaikan masalah mereka sendiri sebelum guru memberikan penyelesaian.

F. Langkah-langkah Pembelajaran Discovery Learning
Langkah-langkah pembelajaran discovery menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (2000: 179-181) adalah :
a) Guru menyajikan situasi problematik dan menjelaskan kepada para siswa.
b) Pengumpulan data dan verifikasi mengenai suatu informasi yang dilihat dan dialami (situasi problematik)
c) Pengumpulan data dan eksperimentasi, para siswa diperkenalkan dengan elemen baru kedalam situasi yang berbeda.
d) Memformulasikan penjelasan
e) kesimpulan
Berdasarkan tahapan diatas, siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan teknik pemecahan maslaah. Dalam tahapan ini memerlukan banyak bimbingan terutama bagi siswa yang tidak terbiasa menghadapi kondisi kelas yang demikian, khususnya dalam pelajaran IPA/ sains Fisika adalah peristiwa-peristiwa alam sekitar yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakekatnya sangat cocok bila seorang guru mengajar IPA/sains Fisika memberi kesempatan siswa untuk mengadakan penelittian sendiri.
G. Peranan Guru
Langkah guru sebagai fasilitator pembelajaran dalam belajar penemuan adalah:
a. Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para siswa.

b. Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa untuk memecahkan masalah. Guru hendaknya memulai sesuatu yang sudah dikenal siswa. Kemudian guru mengemukakan sesuatu yang berlawanan. Akibatnya timbullah masalah. Dalam keadaan yang ideal, hal yang berlawanan itu menimbulkan suatu kesangsian yang merangsang para siswa untuk menyelidiki masalah itu, menyusun hipotesis-hipotesis dan mencoba menemukan konsep atau prinsip yang mendasari masalah itu.
c. Guru harus menyajikan dengan cara enaktif, ikonik, dan simbolik. Enaktif adalah melalui tindakan atau dengan kata lain belajar sambil melakukan (learning by doing). Ikonik adalah didasarkan atas pikiran internal. Pengetahuan disajikan melalui gambar-gambar yang mewakili suatu konsep. Simbolik adalah menggunakan kata-kata atau bahasa-bahasa.
d. Bila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis, guru hendaknya berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor. Guru hendaknya jangan mengungkapkan terlebih dahulu prinsip atau aturan yang akan dipelajari, tetapi hendaknya memberikan saran-saran bila diperlukan. Sebagai seorang tutor, guru hendaknya memberikan umpan balik pada waktu yang tepat.
e. Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan. Secara garis besar belajar penemuan ialah mempelajari generalisasi-generalisasi dengan menemukan sendiri konsep-konsep itu. Di lapangan, penilaian hasil belajar penemuan meliputi pemahaman tentang konsep dasar, dan kemampuan untuk menerapkan konsep itu ke dalam situasi baru dan situasi kehidupan nyata sehari-hari pada siswa.
Jadi dalam belajar penemuan, guru tidak begitu mengendalikan proses pembelajaran. Guru hendaknya mengarahkan pelajaran pada penemuan dan pemecahan masalah. Penilaian hasil belajar meliputi tentang konsep dasar dan penerapannya pada situasi yang baru.
H. Keunggulan Metode Discovery Learning
1. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
2. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperleh dengan cara ini lebih lama diingat;
3. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
4. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;
5. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
6. Secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.
Kelebihan mengajar dengan menggunakan metode discovery menurut Margono (1989:53) adalah :
a) Dapat membentuk dan mengembangkan ”self concept” pada diri siswa secara bebas, sehingga siswa dapat memahami konsep dasar dan ide-ide yang leih banyak.
b) Memperpanjang ingatan dan transfer pada situasi-situasi proses belajar baru.
c) Menumbuhkan semangat kreatifitas pada siswa
d) Memungkinkan kerjasama antar siswa dan dengan guru
I. Kelemahan Discovery Learning
Membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara singkat. Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai.
Menurut Dahlan (1990:177) bahwa kelemahan mengajar dengan menggunakan metode discovery adalah:
a) Pelaksanaan discovery-inquiry memerlukan waktu yang lama dan usaha yang tinggi dari siswa.
b) Siswa yang tidak memiliki kesadaran dan usaha yang tinggi cenderung gagal dalam menyelesaikan tugasnya.
c) Pengetahuan diperoleh dalam proses dan waktu yang lama, padahal siswa menginginkan pengetahuan yang diperoleh dengan cepat.

5 komentar: