Konsep pendidikan yang menggunakan model pembelajaran alam, telah mulai dikembangkan di Indonesia seperti: TK/SD alam dan SD Islam Labs School STAI Bani Saleh. Inti dari model pembelajaran alam sesungguhnya menggusung suatu gagasan konsep Back To Nature (kembali ke alam). Konsep ini memiliki maksud dan makna “ enjadikan lingkungan alam sebagai sumber belajar utama anak “. Konsep ini sekaligus merupakan uapaya ”pemberontakan” terhadap konsep sekolah kuno yang membatasi kegiatan pendidikan (pembelajaran) hanya berada dalam dinding kelas dan anak lebih banyak mendengarkan guru ”mengajar”. Pola pendidikan yang seperti ini yang pertama kali di tentang oleh Jan lighthart.
A. Pandangan dasar tentang Pendidikan
Jan Lighthart merupakan salah seorang tokoh yang menggariskan tujuan pendidikan pada upaya menghasilkan manusia (anak) yang memiliki budi pekerti yang luhur, bukan hanya cerdas dan terdidik otaknya saja. Tujuan pekerjaan ini harus menjadi dasar bagi pendidikan keluarga yang peran utamanya ada pada ibu. Untuk mencapai tujuan tersebut, teladan merupakan alat pendidikan yang sangat efektif. Agar anak memiliki budi pekerti yang luhur maka mengisi dan membina “Kata Hati” anak menjadi suatu hal yang sangat dipentingkan. Melalui pembinaan kata hati, seorang anak akan dapat memahami, meyakini dan memperjuangkan kebenaran (kebaikan) serta memiliki kekuatan menolak keburukan (kesalahan). Pembinaan ‘kata hati’ (dalam istilah Ghazali kecerdasan hati) dapat dilaksanakan dalam suasana antara anak dengan pendidik. Kepatuhan anak pada pendidik (guru) bukanlah karena takut melainkan kecintaan dan rasa hormat anak pada guru. Salah metode pendidikan yang dilaksanakan Jan Lighthart dalam menanamkan budi pekerti dan kata hati adalah ‘Metode buah limau’. Ilmu metode ini terletak pada konsep mengalahkan keburukan tingkah laku anak dengan perbuatan baik’. Oleh karena itu, ia termasuk tokoh yang sangat menentang hukuman (terutama hukuman badan) sebagai bentuk alat pendidikan. Pada murid yang suka membuat keonaran, ia menjadikannya sebagai ketua kelas agar murid tersebut mempunyai rasa tanggung jawab.
Atas dasar uraian tersebut maka Jan Lighthart termasuk tokoh yang menentang bentuk pengajaran yang cenderung intelktualisme dan verbalistik. Bentuk pengajaran intelektualisme adalah pengajaran yang hanya mementingkan pengembangan intelektual anak, sedangkan bentuk pengajaran verbalisme adalah bentuk pengajaran yang dilakukan dengan cara verbal atau (abstrak). Untuk menghindari kedua bentuk pengajaran tersebut maka dalam pendidikan Jan Lighthart banyak menggunakan bentuk pengajaran meragakan atau pengajaran dengan barang sesungguhnya. Sumber utama bentuk pengajaran ini adalah lingkungan di sekitar anak.
Melalui bentuk pengajaran ini akan tumbuh keaktifan anak dalam mengamati, menyelidiki serta mempelajari lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesungguhnya juga akan menarik perhatian spontan anak sehingga anak memiliki pemahaman dan kekayaan pengetahuan yang bersumber dari lingkungannya sendiri. Bahan-bahan pengajaran yang ada pada lingkungan sekitar anak akan mudah diingat, dilihat dipraktikan sehingga kegiatan pengajaran menjadi berfungsi secara praktis. Bagaimana pengajaran barang sesungguhnya tersebut dilaksanakan, penjelasan berikut akan menghapus hal itu satu persatu.
B. Langkah-langkah Pengajaran Barang Sesungguhnya (Het. Volle Leven)
Inti pengajaran barang sesungguhnya adalah mengajak anak pada kondisi lingkungan sesungguhnya. Semua bahan dalam lingkungan sekitar anak dapat dipakai sebagai pusat minat atau pusat perhatian anak. Bahan pengajaran dari lingkungan oleh Jan Lighthart dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu lingkungan alam (seperti bahan mentah), lingkungan produsen, atau lingkungan pengrajin (pengolah dan penghasil bahan mentah menjadi bahan jadi) serta lingkungan masyarakat pengguna bahan jadi (konsumen). Bahan ini dapat terdiri dari tanaman, tanah, batu-batuan, kebun, sungai dan ladang, pengrajin kayu, rotan dan pasar atau took sebagai pusat jual beli bahan-bahan jadi tersebut. Berdasarkan pusat minat anak ini maka langkah pengajaran dilaksanakan.
Adapun langkah-langkah pengajaran barang sesungguhnya adalah :
Pertama : menentukan sesuatu yang menjadi pusat minat anak.
Pusat minat anak ditentukan berdasarkan bahan-bahan pengajaran yang terdapat pada lingkungan di sekitar anak. Penentuan pusat ini sebaiknya ditentukan berdasarkan lingkungan yang paling dengat dengan diri anak itu sendiri kemudian berangsur-angsur ke lingkungan yang terjauh. Misalnya ditentukan pusat minat tanaman (singkong, umbi dan kentang).
Kedua, melakukan perjalanan sekolah.
Setelah ditentukan pusat minat dan anak diberikan penjelasan tentang pusat minat tersebut maka anak bersama guru melakukan perjalanan sekolah pada kondisi yang menjadi pusat minat tersebut. Selama perjalanan sekolah, anak diajak untuk melakukan berbagai pengamatan pada kondisi sesungguhnya ditempat itu. Pada kondisi inilah keaktifan dan perhatian spontan anak akan muncul, mungkin secara tiba-tiba ada seekor kupu-kupu hingga pada setangkai bunga kemudian secara spontan anak bertanya “Mengapa kupu-kupu itu hinggap pada bunga itu?” spontanitas anak ini sudah tentu akan mengundang dialog dan interaksi positif antara anak dengan guru atau antara anak itu sendiri. Dari sinilah pengembangan bahasa dan pengembangan intelektual dapat secara bersama-sama dilakukan.
Ketiga, Pembahasan hasil pengamatan
Berbangai bahan lingkungan yang telah diamati anak kemudian dibicarakan lagi dalam kelas. Pembahasan dilakukan dengan menggunakan gambar tentang berbagai aspek penting yang mewakili lingkungan yang telah diamati anak. Dalam suasana interaksi ini dibahas masing-masing hal yang dilihat dan ditempatkan anak dari hasil pengamatannya.
Keempat, menceritakan lingkungan yang diamati
Untuk menanamkan perilaku positif anak pada lingkungan guru hendaknya menceritakan berbagai kondisi lingkungan yang diamati serta dihubungkan dengan peristiwa atau kondisi lain yang relevan, terutama dengan tindakan dan sikap orang terhadap lingkungan tersebut.
Kelima, Kegiatan ekspresi
Agar anak lebih menghayati kondisi lingkungan yang telah diamati, guru menugaskan anak untuk mengekspresikan hal-hal yang ada pada lingkungan dengan jalan mewarnai, menggambar, membuat sesuatu, menirukan gerak-gerik orang yang diamati melalui berbagai bentuk permainan dan nyanyian.
Kelima langkah diatas jika ditelaah merupakan suatu model yang sangat uni yang menjadikan pengajaran begitu menarik, menantang dan merangsang anak untuk menyenangkan. Model ini banyak diadopsi oleh para pemikir pendidikan modern karena bentuk pengajarannya yang sangat fungsional dan praktis. Bentuk pengajaran ini juga memungkinkan terjadi pengendapan berbagai pengetahuan yang diperoleh anak dalam jangka waktu yang tahan lama dan tidak mudah.
C. Usulan Pendalaman
Sebagai salah satu model alternativ pendidikan anak usia dini, kita dapat membuat rancangan pembelajaran yang didasarkan pada konsep pengajaran barang sesungguhnya tersebut.
Identifikasi bahan-bahan di lingkungan tersebut dalam bentuk gambar menarik yang satu sama lain saling berhubungan. Buatlah secara rinci uraian disain pembelajaran barang sesungguhnya yang telah anda susun sehingga nampak jelas dan dapat dilaksanakan
Referensi : Drs.Hapidin, Renti oktaria S.PdI. W.Nadar, S.PdI STAI BANI SALEH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar