DASAR PEMIKIRAN
Model pedidikan simbiotis yang dikembangkan Decroly, memiliki konsep seperti pendidikan modern, antara lain tentang :
Sekolah harus dihubungkan dengan kehidupan alam sekitar
Anak harus memanfaat segala Sesuatu yang ada di alam sekitar sebagai media belajar mereka dalam menemukan pengetahuan dan memecahkan masalah agar anak menjadi aktif, kreatif, dan dapat mengembangkan imajinasinya.
Pendidikan dan pengajaran agar di dasarkan pada perkembangan anak
pendidikan haruslah disesuaikan dengan perkembangan anak agar anak dapat menerima pelajaran dengan baik apabila tidak sesuai akan menganggu perkembangan anak itu sendiri (mental), karena anak mengalami segala sesuatu mulai tingkatan yang rendah untuk selalu meningkat, sesuai dengan evolusi anak dalam perkembangannya.
Sekolah harus menjadi laboratorium bekerja bagi anak
Anak diharapkan menjadi aktif, kreatif, dan dapat berpikir secara sistematis dengan memanfaatkan media-media dan sarana prasarana yang ada disekolah sehingga anak mendapatkan pengetahuan yang bersifat meaningful (bermakna).
Bahan-bahan pendidikan atau pengajaran yang fungsional praktis
Bahan-bahan pengajaran yang diperoleh dari lingkungan sekitar anak yang dijadikan sebagai media belajar yang memiliki fungsi secara praktis dalam kehidupan dan pengetahuan anak itu sendiri.
Perlunya pendidikan social dan kesusilaan
Anak diharapkan dapat berinteraksi dan bekerja sama dalam lingkungan sehingga tumbuhnya rasa peduli terhadap sesama dan tidak meremehkan orang lain.
Perlunya kerja sama antar sekolah dan rumah
Dengan adanya kerja sama anak lebih mudah meringankan tugas orang lain dan anak belajar bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga tumbuhnya rasa persaudaraan yang kuat dalam diri anak. Dengan melakukan kerjasama anak dapat berbagi pengalaman dengan demikian anak memperoleh pengetahuan yang lebih banyak.
Decroly menganjurkan agar sekolah diperkotaan dipindahkan ke pinggir kota yang berdekatan dengan lingkungan alam sehinnga situasi pendidikan menjadi lebih dekat dan berada dalam lingkungan alam sekitar yang lengkap.
• Filsafat (idealisme dan pragmatisme)
Setiap anak yang dilahirkan ke dunia mempunyai membawa bakat yang baik. Dan itu harus dikembangkan secara maksimal melalui pembiasaan, latihan, permainan, partisipasi, dalam kehidupan. Pengetahuan yang diperoleh anak harus sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya, pengetahuan yang diperoleh oleh anak hendaklah dapat membentuk karakter, watak, manusia yang berbudi luhur, pengembangan bakat insani, dan kebijakan social melalui interaksi dengan lingkungannya sehingga dapat memajukan kehidupan masyarakat.
Pandangan Decroly tentang pendidikan sangat dipengaruhi oleh pandangan hidupnya yang menganut teori epolusi Darwin. Dua konsep dalam teori epolusi yang memberikan warna dalam pandangannya adalah :
1. Tiap individu berkembang secara teratur dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi.
2. Tiap individu harus dapat menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya.
Berdasarkan kedua konsep tersebut, Decroly menyakini bahwa tujuan utama pendidikan adalah membantu anak-anak agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan alam sekitarnya. Dalam mengembangkan pandangan tentang pengajaran Decroly juga dipengaruhi oleh ilmu jiwa Gestalt (ilmu jiwa keseluruhan). Dasar ilmu jiwa ini berlaku pada anak-anak yang juga disebut sebagai gejala globalisasi. Pengajaran harus dimulai dari sesuatu yang menjadi perhatian minat anak sesuai dengan kebutuhan dan insting anak.
• Tujuan Sekolah
Membentu meletakan dasar cara perkembangan sikap, pengetahuan, keterampalian, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan setra perkembangan anak selanjutnya.
• Fungsi dan Tugas
- Mengembangkan seluluh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahapan pengembangannya.
- Mengembangkan perasa solidaritas dan tanggung jawab anak terhadap lingkungan sekitar.
- Menanamkan rasa disiplin pada anak.
• Sarana dan prasarana (sekolah yang bertipe ideal)
- Lokasi pendirian sekolah harus memperhatikan persyaratan lingkungan yaitu : factor keamanan, kebersihan, ketenangan, dekat dengan pemukiman penduduk serta kemudahan transportasi.
- Luas tanah lebih dari 1.700 m2.
- Bangunan gedung
- Perabot kelengkapan ruangan.
- Ruang kegiatan bermain bebas.
- Ruang kantor (kepala sekolah)
- Ruang guru
- Ruang tata usaha
- Ruang kesehatan (UKS)
- Lab bahasa
- Lab komputer
- Ruang catring
- Ruang gudang
- Kamar mandi/WC guru
- Kamar mandi/WC siswa
• Sumber Daya Manusia / Pengajar
- Guru harus menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari.
- Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan efektif serta kreatif (PAKEM) dalam motivasi anak untuk membuat kerajinan tangan dalam proses berlangsungnya KBM.
- Guru harus banyak memiliki pengalaman.
Prinsip Model Pembelajaran Simbiotik
1. Menumbuhkan perhatian
Dalam menumbuhkan perhatian pembelajaran dilaksanakan dengan menentukan pusat minat anak. Pusat minat anak dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: 1) Makanan, 2) Pakaian, 3) Pembelaan diri dan 4) bekerja. Bahan pelajaran disusun berdasarkan pusat minat anak yang berada di lingkungan sekitar anak.
2. Keterkaitan
Bahan pengajaran dihubungkan oleh suatu kesatuan hidup yang nyata atau suatu persekutuan hidup (simbiotis). Bahan pengajaran dihubungkan antar materi maupun antar mata pelajaran.
3. Fungsional praktis
Bahan-bahan pengajaran yang diambil dari lingkungan hidup sekitar anak menunjukkan sebagai bahan pengajaran yang memiliki kegunaan atau fungsi secara praktis dan langsung dalam kehidupan anak itu sendiri.
4. Menunjukkan otoaktivitasnya
Pengajaran yang berlangsung dalam alam sekitar akan memberikan keleluasaan anak untuk menunjukkan keaktifannya sehingga dapat belajar dan bekerja secara produktif. Pengajaran tidak akan menjadikan anak diam, pasif dan malas.
5. memperagakan
Melalui berbagai aktifitas siswa dapat memperagakan berbagai hal berkaitan dengan berbagai peristiwa hidup yang sesungguhnya dalam kehidupan yang nyata.
Proses model pembelajaran simbiotik
1. PENDEKATAN
Pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran barang sesungguhnya, antara lain:
1. Pendekatan inquiri
Pendekatan yang melibatkan keterampilan pemerolehan berbagai konsep pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan nilai-nilai yang dilakukannya sendiri melalui sejumlah proses seperti mengamati, mencari dan menemukan, dsb.
2. Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan yang mengupayakan anak membangun sendiri pengetahuannya melalui proses belajar mandiri.
3. Children Centre
Merupakan pendekatan yang menganggap pusat kegiatan pembelajaran bertitik tolak pada aktivitas anak. Cara pandang ini meyakini bahwa murid atau anak memiliki kemampuan sendiri melalui berbagai aktivitas dalam mencari, menemukan, menyimpulkan serta mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai.
2. METODE
Metode yang dapat digunakan atau dikembangkan, antara lain :
1. Metode penemuan
Metode pendidikan yang mengkondisikan anak untuk mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya, mengembangkan kemampuan dan keterampilan pada anak agar lebih kreatif dan aktif.
2. Metode observasi
Metode yang Bahan pengajaran disajikan dengan konkret sehingga anak dapat melakukan pengamatan dan mengalami secara langsung.
3. Metode eksperimen
Metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengikuti dan melaksanakan prosedur percobaan ilmiah dalam memahami suatu gejala atau peristiwa tertentu. Metode ini menuntut keaktifan anak untuk melakukan percobaan sendiri, mengamati proses dan hasil percobaan yang dilakukannya. Sehingga anak dapat berpikir dan bekerja secara sistematis.
4. Metode problem solving
Metode pengajaran yang melibatkan guru dan siswa untuk memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.
5. Metode demonstrasi
Metode pengajaran yang dilakukan dengan cara memperlihatkan suatu bentuk proses atau kegiatan tertentu agar dapat diikuti oleh anak.
6. Metode diskusi
Metode dengan mengajar anak membicarakan suatu benda atau peristiwa yang akan dibahas bersama.
7. Metode resitasi
Metode dengan memberikan penugasan pada anak untuk mengerjakan berbagai kegiatan atau permainan tertentu.
8. Metode tanya jawab
Metode yang melibatkan anak dan guru melakukan kegiatan tanya jawab tentang suatu tema, objek atau peristiwa tertentu.
3. SUMBER BELAJAR
• Lingkungan di sekitar anak.
• (TV, tape-recorder,VCD-player), ke Kebun Binatang, Musium, Taman Mini, Taman Buah atau Taman Impian Jaya Ancol.
4. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Observasi (Pengamatan)
Pada langkah ini, guru bersama anak melakukan perjalanan sekolah pada objek yang menjadi pusat perhatian yang telah ditentukan dari lingkungan sekitar anak. Kegiatan ini akan memberikan kesempatan anak untuk aktif melihat, bertanya, meraba, memperbincangkan serta berpikir dengan menggunakan seluruh indera dan akal tentang sesuatu yang diamati. Contoh objek yang akan di observasi antara lain, jenis-jenis tanaman sayuran, buah-buahan, dll.
Contoh Kegiatan Pembelajaran:
1. Observasi
• Anak mengamati bagian-bagian tanaman dan fungsinya.
• Anak mengukur beberapa pertumbuhan tanaman.
2. Asosiasi (Pengolahan)
Setelah melakukan pengamatan, anak kembali ke ruangan kelas dengan membawa berbagai hal berkaitan dengan objek yang akan diamati. Hasil pengamatan diasosiasikan dengan persekutuan dari objek yang diamati. Agar dapat diasosiasikan dengan baik, maka harus disediakan buku asosiasi yang telah dirancang oleh guru sebelumnya. Langkah asosiasi ini dapat dilakukan anak dalam kelas dengan cara individual maupun kelompok. Berbagai bentuk hubungan persekutuan hidup dihubungkan anak dengan bahan yang menjadi pusat minat anak.
3. Ekspresi (Pengungkapan)
Guru membimbing anak untuk mengungkapkan objek-objek yang telah diamati dan diolah. Pengungkapan atau ekspresi ini dapat dilakukan dalam bentuk bahasa (bercerita, drama, pantomime), menggambar dan melukis, membuat kerajinan tangan.Pengungkapan dengan menggunakan bahasa disebut oleh Decroly sebagai ekspresi abstraks, sedangkan ekspresi dengan menggunakan alat atau bendanya secara langsung disebut sebagai ekspresi konkret.
2. Asosiasi
• Anak mendiskusikan kegunaan bagian-bagian tanaman.
• Anak menelaah hubungan tanaman dengan kegiatan produksi dan konsumsi.
3. Ekspresi
• Anak mencoba membuat proses pertumbuhan dengan berbagai bibit.
• Anak membedakan dan mengelompokkan tanaman sesuai dengan ciri-ciri.
• Anak mencoba membuat tanaman menjadi makanan tertentu.
• Anak mengekspresikan diri melalui menggambar tanaman yang diamati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar