1.1
Latar Belakang
Latar Belakang
Sastra
pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-mata sebuah imitasi
(dalam Luxemburg, 1989: 5).
Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya
adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang
kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi
tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir
dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi
dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2).
Pendidikan sastra dan
bahasa Indonesia mempunyai peranan yang penting didalam dunia pendidikan.
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Apresiasi sastra akan berjalan lancar
jika berbahas seorang anak sudak baik. Dalam apresiasi sastra manfaat yang
sanagt dirasakan adalah adnya pengembangan jiwa, dimana kita dapat mengeksplore
seluruh potensi yang ada dalam diri kita terutama hal yang adadalam apresiasi
sasta yaitu seperti puisi, prosa, dan drama.
Apresiasi sastra akan muncul jika pembelajaran berjalan
menyenagkan, adanya stimulus dan respon memberikan dampak yang positif pada
perkembangan apresiasi. Oleh karena itulah peran guru dalam hal ini sangat
diperlukan agar dapat merangsang anak untuk dapat berapresiasi sastra dengan
baik
1.2
Tujuan Makalah
Adapun
tujuan diantaranya :
1. Menjelaskan pengertian apresiasi sastra anak-anak,
2. Menjelaskan tingkatan dan manfaat apresiasi sastra
anak-anak
3. Mengemukakan jenis sastra anak-anak
4. Menjelaskan ciri-ciri
sastra anak-anak
5. Menjelaskan metode dan unsure-unsur apresiasi
sasta anak-anak
6. Menjelaskan prinsip-prinsip apresiasi sastra
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Apresiasi Sastra
Istilah apresiasi berasal dari bahasa Inggris "apresiation" yang berarti
penghargaan, penilaian, pengertian. Bentuk itu berasal dari kata kerja " ti appreciate" yang berarti
menghargai, menilai, mengerti dalam bahasa indonesia menjadi mengapresiasi. Dengan
demikian, yang dimaksud dengan apresiasi sastra adalah penghargaan,
penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, baik yang berbentuk puisi
maupun prosa atau suatu kegiatan menggauli
sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan
perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Untuk pengertian sastra
anak, yaitu :
(1) Sastra
anak-anak adalah
sastra yang ditulis oleh pengarang yang usianya remaja atau dewasa isi dan bahasanya mencerminkan corak kehidupan dan kepribadian anak.
(2) Sastra anak-anak adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang usianya
masih tergolong anak-anak yang isi dan bahasanya mencerminkan corak kehidupan
dan kepribadian anak.
Dengan demikian, sastra anak-anak dapat dikatakan bahwa
suatu karya sastra yang bahasa dan isinya sesuai perkembangan usia dan
kehidupan anak, baik ditulis oleh pengarang yang sudah dewasa, remaja atau oleh
anak-anak itu sendiri. Karya sastra yang dimaksud bukan hanya yang berbentuk
puisi dan prosa, melainkan juga
bentuk drama.
2.2
Jenis Apresiasi Sastra
Jenis sastra (anak-anak) terdiri atas:
(1) Puisi
Secara
etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani “poeima” = membuat atau “poeisis”
= pembuatan. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut “poem” atau “poetry”.
Merupakan
pengungkapan gagasan dan perasaan dalam bentuk rangkaian bait. Apresiasi puisi dapat dilakukan
dengan memadukannya dengan empat aspek keterampilan berbahasa, yakni: mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis.
Apresiasi puisi
yang berkaitan dengan tujuan tersebut dapat dilakukan dengan cara membaca,
mendeklamasikan, menciptakan puisi, dan mendiskusikan tema, keindahan bahasa,
serta hal-hal yang menarik dari puisi tersebut.
Seperti bentuk karya sastra lain, puisi mempunyai ciri-ciri khusus.
Pada umumnya penyair mengungkapkan gagasan dalam kalimat yang relatif
pendek-pendek serta padat, ditulis berderet-deret ke bawah (dalam bentuk
bait-bait), dan tidak jarang menggunakan kata-kata/kalimat yang bersifat
konotatif.
Struktur dan
ragam puisi sebagai karya cipta kreatif jika dilihat dari ciri-cirinya terus
mengalami perubahan zaman. Misal di masa lampau, penciptaan
puisi harus memenuhi ketentuan jumlah baris, ketentuan rima dan persyaratan
lain (Wirjosoedarmo:karangan
terikat). Definisi
tersebut tentu saja tidak tepat lagi untuk masa sekarang karena saat ini
penyair sudah lebih bebas dan tidak harus tunduk pada persyaratan-persyaratan
tertentu.
Menurut zaman
puisi dibagi dalam dua kategori :
1. Puisi Lama, dengan ciri-ciri :
a. Merupakan puisi
rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b. Disampaikan
lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c. Sangat terikat
oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
Yang termasuk puisi lama adalah :
a. Mantra, adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki
kekuatan gaib.
Assalammu’alaikum putri satulung
besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
b. Pantun, adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap
bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai
sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya
terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
Contoh pantun :
a).
Jalan-jalan ke kota Blitar b. Membawa
peti dari malaka
jangan lupa beli sukun Berisi pakaian si anak raja
Jika kamu ingin pintar Kalau hati sudah merasa suka
belajarlah dengan tekun Semua keadaan indah di mata
jangan lupa beli sukun Berisi pakaian si anak raja
Jika kamu ingin pintar Kalau hati sudah merasa suka
belajarlah dengan tekun Semua keadaan indah di mata
c. Karmina, adalah
pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
d. Seloka, adalah pantun berkait.
e.
Gurindam, adalah puisi yang berdirikan tiap
bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
v Kurang pikir kurang siasat (a) v
Barang siapa tinggalkan sembahyang (b)
Tentu dirimu akan tersesat (a) Bagai rumah tiada bertiang (b)
Tentu dirimu akan tersesat (a) Bagai rumah tiada bertiang (b)
f. Syair, adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri
tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
Bila dua orang wanita berbicara
mereka tidak mengatakan apa-apa
tetapi jika seorang saja yang berbicara
dia akan membuka semua tabir kehidupannya
g. Talibun, adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6,
8, ataupun 10 baris.
2. Puisi Baru dengan ciri-ciri :
a. bentuknya lebih
bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima
Menurut isinya, puisi baru dibedakan
atas:
a. Balada, adalah puisi berisi kisah/cerita.
b. Himne, adalah
puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
c. Ode, adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
d. Epigram, adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
e. Romance, adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta
kasih.
f. Elegi, adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
g. Satire, adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
Contoh puisi moderen
biduk di langit masih kering tertawa
melihat aku yang tetap bercumbu dengan khayal
menari kata dalam balutan puisi
membingkaikan rasa dalam bait
puisi adalah aku
aku bercinta dengan kata
dan merangkai menjadi satu kenangan indah
dekapan kalimat panjang membuai mesra diriku
kutemukan ada detak lemah setia
melihat aku yang tetap bercumbu dengan khayal
menari kata dalam balutan puisi
membingkaikan rasa dalam bait
puisi adalah aku
aku bercinta dengan kata
dan merangkai menjadi satu kenangan indah
dekapan kalimat panjang membuai mesra diriku
kutemukan ada detak lemah setia
(2) Prosa
Prosa ialah karya sastra yang berbentuk
cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima (bunyi yang berselang/berulang di
dalam/akhir larik), irama, dan kemerduan bunyi (meliputi euphony/mengambarkan
keriangan, cacophony/bernuansa ketertekanan batin, kebekuan dan
kesedihan, onomatope/sugesti suara yang sebenarnya). Prosa juga pemaparan
pemikiran dan perasaan melalui bentuk paragraf demi paragraf.
(3) Drama
Merupakan
pengemukaan gagasan dan perasan melalui bentuk dialog antara berbagai
tokoh.
Drama adalah salah satu genre sastra yang berada pada dua dunia seni,
yaitu seni sastra dan seni pertunjukan atau teater. Orang yang melihat drama
sebagai seni sastra menunjukkan perhatiannya pada seni tulis teks drama yang
dinamakan juga dengan seni lakon. Teknik penulisan teks drama berbeda dengan
teknik penulisan puisi atau prosa. Orang yang menganggap drama sebagai seni
pertunjukan (teater) fokus perhatiannya ditujukan pada pertunjukannya atau
pementasannya, tidak semata pada teksnya saja.
Drama anak merupakan suatu bentuk drama yang diperankan/
tokoh pelakunya adalah anak-anak. Misalnya: opera anak (trans7), ketoprak anak,
dll.
2.3
Metode Apresiasi Sastra
Metode
apresiasi sastra terbagi dalam dua kategori :
- Apresiasi secara langsung : membaca atau menikmati cipta sastra berupa teks maupun performansi secara langsung.
- Apresiasi secara secara tidak langsung : dapat dilakukan semisal mempelajari teori sastra, membaca artikel yang berkaitan dengan kesastraan, memberikan penilaian, dan mempelajari sejarah tentang sastra.
- Apresiasi secara dokumentatif : Termasuk dalam kegiatan ini antara lain upaya mengumpulkan atau mengadakan koleksi tentang hasil-hasil karya sastrawan, mengumpulkan buku, artikel, atau pembahasan tentang sastra, khususnya prosa
- Apresiasi secara kreatif : Termasuk dalam kegiatan ini adalah melakukan upaya penciptaan prosa itu sendiri atau menulis tentang prosa.
2.4
Tahapan Apresiasi Sastra
Adapun tahapan dalam apresiasi sastra, adalah :
1. Tingkat menggemari, yang ditandai oleh adanya rasa
tertarik kepada buku-buku sastra serta keinginan membacanya dengan
sungguh-sungguh, anak melakukan kegiatan kliping sastra secara rapi, atau
membuat koleksi pustaka mini tentang karya sastra dari berbagai bentuk.
2. Tingkat menikmati, yaitu mulai dapat menikmati cipta
sastra karena mulai tumbuh pengertian, anak dapat merasakan nilai estetis saat
membaca puisi anak-anak, atau
mendengarakan deklamasi puisi/prosa anak-anak, atau menonton drama anak-anak.
3. Tingkat mereaksi, yaitu mulai ada keinginan utuk
menyatakan pendapat tentang cipta sastra yang dinikmati misalnya menulis sebuah
resensi, atau berdebat dalam suatu
diskusi sastra secara sederhana. Dalam tingkat ini juga termasuk
keinginan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sastra.
4. Tingkat produktif, yaitu mulai ikut menghasilkan
ciptasastra di berbagai media masa seperti koran, majalah atau majalah dinding
sekolah yang tersedia, baik dalam bentuk puisi, prosa atau drama (Wardani 1981)
5. Tingkat penikmatan, misalnya menikmati
pembacaan/deklamasi puisi,menonton drama, mendengarkan cerita.
6. Tingkat penghargaan, misalnya memetik pesan positif dalam
cerita, mengagumi suatu karya sastra, meresapkan nilai-nilai humanistik dalam
jiwa; menghayati amanat yang terkandung dalam puisi yang dibacanya atau yang
dideklamasikan.
7. Tingkat pemahaman, misalnya mengemukakan berbagai
pesan-pesan yang terkandung dalam karya sastra setelah menelaah atau
menganalisis unsur instrinsik-ekstrinsiknya, baik karya puisi, prosa maupun
drama anak-anak.
8. Tingkat penghayatan, misalnya melakukan kegiatan mengubah
bentuk karya sastra tertentu ke dalam bentuk karya lainnya (parafrase),
misalnya mengubah puisi ke dalam bentuk prosa, mengubah prosa ke dalam
bentuk drama, menafsirkan menemukan hakikat isi karya sastra dan argumentasinya
secara tepat.
9. Tingkat implikasi, misalnya mengamalkan isi sastra,
mendayagunakan hasil apresiasi sastra untuk kepentingan peningkatan harkat
kehidupan (Suparman dalam Tarigan 2000)
2.5
Tujuan dan Manfaat Apresiasi Sastra
Manfaat apresiasi sastra, diantaranya :
1. melatih keempat keterampilan berbahasa,
yakni mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis
2. menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia
seperti adat istiadat, agama, kebudayaan, dsb,
3. membantu mengembangkan pribadi,
4. membantu pembentukan watak,
5. memberi kenyamanan,
6. meluaskan dimensi
kehidupan dengan pengalaman baru
(Wardani 1981)
Selain itu, manfaat lain dari apresiasi sastra,
diantaranya :
1. Nilai
personal
memberi
kesenangan, mengembangkan imajinasi, memberi pengalaman yang dapat terhayati,
mengembangkan pandangan ke arah
persoalan kemanusiaan, menyajikan pengalaman yang bersifat emosional;
2. Nilai pendidikan
Membantu perkembangan bahasa, meningkatkan
kelancaran-kemahiran membaca, meningkatkan keterampilan menulis, mengembangkan
kepekaan terhadap sastra (Huck 1987)
Pembelajaran Sastra dimaksudkan Untuk meningkatkan
kemampuan siswa mengapresiasikan karya sastra. Menurut Huck (1987 : 630-623)
bahwa pembelajaran sastra harus irri pengalaman pada siswa yang akan
berkontribusi pada 4 tujuan, yakni :
1. Pencarian kesenangan Pada buku
2. Menginterprestasikan bacaan sastra
3. Mengembangkan kesadaran bersastra
4. Mengembangkan apresiasi
2.6
Unsur-unsur Apresiasi Sastra
Squire dan Taba berkesimpulan bahwa sebagai suatu proses,
apresiasi melibatkan tiga ciri inti, yaitu:
1. Aspek kognitif
sejalan pengertian, pengertian berkaitan
dengan pemahaman tentang teori-teori dasar sastra, seperti pengertian puisi,
unsur-unsur instrinsik prosa, dan lain-lain.
2. Aspek emotif sejalan
dengan kepekaan perasaan, kepekaan perasaan berkaitan dengan kemampuan menikmati dan menampilkan nilai-nilai keindahan yang
terkandung dalam karya sastra, seperti rasa senang tidak senang, berkenaan
dengan cerita dan tokoh, perasaan terharu dan gembira berkenaan dengan nasib
tokoh, perasaan
takut, kecewa, dan kagum berkenaan dengan gambaran peristiwa dalam cerita yang tergambar pada ekspresi wajah, gestur tubuh dan atau
intonasi pada saat pembacaan karya sastra
tertentu.
3. Aspek
evaluatif berkaitan dengan kepekaan
pikiran kritis dan penghargaan
yang positif :
a. Penghargaan
berkaitan dengan sikap pandang positif terhadap sastra bahwa sastra memiliki
nilai-nilai positif yang bermanfaat bagi penjernihan batin, peningkatan harkat
kehidupan individual-sosial.
b. Kepekaan pikiran kritis
berkaitan dengan kemampuan memahami dan
mengungkapkan sinstesis tentang makna atau nilai-nilai yang dikandung suatu
karya sastra setelah mengadakan analisis yang teliti, saksama dan menyeluruh.
Apresiasi sastra anak-anak
merupakan serangkaian kegiatan bermain dengan
sastra sehingga tumbuh pemahaman, penghargaan, kepekaan pikiran kritis,
kepekaan perasaan yang baik bagi anak terhadap karya sastra anak-anak.
2.7
Ciri-ciri Apresiasi Sastra
Ciri pembelajaran apresiasi satra
(anak) diantaranya :
1. Ciri keterbacaan, meliputi :
a. Bahasa yang digunakan dapat dipahami anak, artinya kosa
kata yang digunakan dikenal oleh
anak, susunan kalimatnya sederhana sehingga dapat
dipahami oleh anak
b. Pesan yang dikandung puisi dapat dibaca dan dipahami anak
karena tidak bersifat diapan (tersembunyi) melainkan bersifat transparan atau
eksplisit.
2. Ciri kesesuaian
a. Kesesuaian dengan kelompok usia anak, pada usia anak
sekolah dasar menyukai puisi yang
membicarakan kehidupan sehari-hari ,
petualangan, kehidupan keluarga yang nyata.
b. Kesesuaian dengan
lingkungan sekitar tempat anak berada. Artinya, anak yang berada di lingkungan sekitar pantai akan bersemangat jika puisi
yang diberikan untuk dipelajari adalah puisi yang berbicara tentang pantai.
Atau pada musim kemarau, puisi yang diajadikan irri ajar adalah puisi yang berbicara tentang kemarau
Adapun
cirri-ciri apresiasi sastra sesuai dengan jenisnya yaitu:
1. Puisi
a. isi sajak harus
merupakan pengalaman dari dunia anak sesuai umur dan taraf
perkembangan jiwa anak,
b. sajak itu memiliki daya tarik terhadap anak,
c. sajak itu harus memiliki keindahan lahiriah bahasa,
misalnya irama yang hidup, tekanan kata yang nyata, permainan bunyi, dan
lain-lain,
d. perbendaharaan kata yang sesuai dengan dunia anak.
2. Prosa
a. Bahasa yang digunakan haruslah sesuai dengan tingkat
perkembangan bahasa anak.
b. Isi ceritanya haruslah sesuai dengan tingkat
usia
c. latarnya dikenal anak, alurnya berbentuk maju dan
tunggal, penokohannya dari kalangan anak dengan jumlah sekitar 3-4 orang,
temanya tentang kehidupan sehari-hari, petualangan, olahraga, dan keluarga
3. Drama
Drama anak-anak tidak jauh beda dengan cerita anak-anak,
baik dari segi bahasanya, tema,
pesannya. Yang berbeda adalah dari segi dialog yang sederhana dan jumlah adegan yang tidak terlalu panjang
dan berbelit.
2.8
Prinsip-prinsip Apresiasi Sastra
Pembelajaran apresiasi sastra
meliputi pembelajaran apresiasi puisi, prosa, dan drama. Ada beberapa prinsip
dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Pembelajaran
sastra berfungsi untuk meningkatkan kepekaan rasa pada budaya bangsa.
2. Pembelajaran
sastra memberikan kepuasan batin dan pengayaan daya estetis melalui bahasa.
3. Pembelajaran
apresiasi sastra bukan pelajaran sejarah, aliran, dan teori sastra.
4. Pembelajaran
apresiasi sastra adalah pembelajaran untuk memahami nilai kemanusiaan di dalam
karya yang dapat dikaitkan dengan nilai kemanusiaan di dalam dunia nyata.
2.9
Penilaian Apresiasi Sastra
Standar
kompetensi yang harus dicapai melalui pembelajaran Bahasa Indonesia adalah
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomununikasi dalam Bahasa
Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan serta menimbulkan penghargaan
terhadap hasil cipta manusia Indonesia. Standar kompetensi tersebut dimaksudkan
agar peserta didik siap mengakses situasi multi global lokal yang berorientasi
pada keterbukaan dan kemasa depanan. Untuk itu, maka guru harus dapat membantu
mereka membangun berbagai strategi komunikasi yang membuat mereka dapat
menghadapi situasi kritis yang akan mereka hadapi.
Begitu
pentingnya kemampuan berbahasa, sehingga masalah kemampuan berbahasa khususnya
kemampuan baca-tulis atau literasi (melek huruf) menurut Azies dan Alwasilah (1997: 12) dan Akhadiah (1992: 18) di seluruh dunia masalah
literasi atau melek huruf (membaca dan menulis) ini merupakan persoalan
manusiawi sepenting dan semendasar persoalan pangan dan papan. Untuk itu, maka
menurut Gani (1995: 1) proses pendidikan bahasa sejak
di sekolah dasar harus mampu mewujudkan lulusan yang melek huruf dalam arti
yang lebih luas yaitu melek teknologi dan melek pikir yang keseluruhannya juga
mengarah pada melek kebudayaan.
Untuk
mengukur keberhasilan pembelajaran ini, terdapat model-model penilaian pembelajaran
keterampilan berbahasa baik lisan maupun tulis. Menurut Sugito
(Santosa, 2003) penilaian pembelajaran keterampilan berbahasa lisan, meliputi
penilaian menyimak dan berbicara, sementara penilaian keterampilan berbahasa
tulis meliputi penilaian keterampilan membaca dan menulis. Sementara menurut
Soegito (Santosa, 2003) dan menurut Oller ( Rofi’uddin, 1999) jenis-jenis tes
yang dapat digunakan untuk menilai kemamampuan berbahasa banyak ragamnya,
seperti jenis tes untuk penilaian pembelajaran menyimak, di antaranya tes
respons terbatas, tes respons pilihan ganda, tes komunikasi luas, dan dikte.
Sementara dalam penilaian kemampuan berbicara terdapat jenis tes, yaitu tes
respon terbatas, tes terpadu, dan tes wawancara, tes kemampuan berbicara
berdasarkan gambar, bercerita, diskusi, dan tes ujaran terstruktur, seperti
mengatakan kembali, membaca kutipan, mengubah kalimat, dan membuat kalimat.
Penilaian
Berbasis Kelas (PBK) merupakan penilaian yang dilaksanakan terpadu dengan
kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis kelas) melalui pengumpulan kerja
peserta didik (portfolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja
(performance), dan tertulis (paper and pen).
PBK yang dilakukan guru secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran berguna untuk :
PBK yang dilakukan guru secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran berguna untuk :
(a)
umpan balik bagi peserta didik dalam mengetahui kemampuan dan kekurangannya
sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya;
(b)
memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar peserta didik sehingga
memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remediasi untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya;
(c)
memberikan masukan bagi guru untuk memperbaiki program pembelajarannya di
kelas;
(d)
memungkinkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun
dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda;
(e)
memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada masyarakat tentang
efektivitas pendidikan sehingga mereka dapat meningkatkan partisipasinya di
bidang pendidikan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sastra anak-anak dapat
dikatakan bahwa suatu karya sastra yang bahasa dan isinya sesuai perkembangan
usia dan kehidupan anak, baik ditulis oleh pengarang yang sudah dewasa, remaja
atau oleh anak-anak itu sendiri. Karya sastra yang dimaksud bukan hanya yang
berbentuk puisi dan prosa, melainkan
juga bentuk drama.
Bentuk karya sastra anak-anak meliputi puisi, prosa, dan drama. Sebagai
bahan ajar hendaknya ke-3 sastra tersebut memenuhi ciri-ciri
1. Puisi anak-anak memiliki ciri-ciri :
Bahasanya dapat dipahami
anak, pesan yang dikandungnya dapat dimengerti, memiliki irama dan keindahan,
isinya sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
2. Cerita dan drama anak-anak memiliki ciri:
Latarnya dikenal anak,
alurnya berbentuk maju dan tunggal, penokohannya dari kalangan anak dengan
jumlah sekitar 3-4 orang, temanya tentang kehidupan sehari-hari, petualangan,
olahraga, dan keluarga. Drama ana-anak memiliki ciri-ciri yang relatif sama
dengan prosa yang berbeda dari segi dialog yang relatif sederhana dan adegan yang tidak
panjang.
Manfaat
apresiasi sastra, diantaranya :
1. melatih keempat keterampilan berbahasa,
yakni mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis
2. menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia
seperti adat istiadat, agama, kebudayaan, dsb,
3. membantu mengembangkan pribadi,
4. membantu pembentukan watak,
5. memberi kenyamanan,
6. meluaskan dimensi kehidupan
dengan pengalaman baru (Wardani 1981)
3.2
Saran
Dalam kegiatan pengapresiasian sastra hendaknya
memperhatikan audience dari penikmat sastra tersebut. Hal ini, bisa pada
tingkatan dewasa dan anak-anak. Pada
tingkatan anak-anak, bahasa yang digunakan adalah bahasa dalam kehidupan
sehari-hari dan tidak baku. Dalam manfaaynya, sastra diharapkan memiliki
unsure-unsur yang dapat mengembangkan apresiasi anak.
Hal diatas merupakan tugas guru dalam merangsang
kreativitas anak agar dapat tereksplore dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ngakak.blogdetik.com/puisi-lama-dan-puisi-baru/
http://bintarapk12.forum.st/t12-puisi-sahabat
http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/04/penilaian-dalam-pembelajaran-bahasa.html
thanks atas makalahnya ya...
BalasHapusmasalah materi yang belum saya temukan ada di makalah ini...