A.
Pengertian Pendekatan Metode Proyek
Secara harfiah, proyek mempunyai makna maksud atau rencana. Metode proyek
adalah suatu jenis kegiatan memecahkan masalah dilakukan oleh perseorangan atau
kelompok kecil. Berbeda dengan kegiatan problem solving, dalam metode proyek
ini biasanya dihasilkan produk seperti peta, maket, model, diorama dan
sebagainya yang mempunyai intrinsik bagi anak didik yang menghasilkan. Metode
proyek memungkinkan penyaluran minat anak dan anak pun dapat belajar untuk
menelaah dan memandang suatu materi pelajaran dalam konteks lebih luas.
Pengetahuan yang diperoleh siswa lebih berarti dan kegiatan belajar mengajar
menjadi lebih menarik, karena pengetahuan itu bermanfaat bagi anak untuk lebih
mengapresiasikan lingkungannya, memahami serta memecahkan masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari
Penyusunan
suatu proyek pada dasarnya adalah merencanakan suatu masalah pada berbagai
bidang studi (pengembangan) yang memungkinkan murid melakukan berbagai bentuk
kegiatan yang dilakukan anak-anak dalam memahami berbagai pengetahuan.
Pengajaran proyek sangat memberikan kesempatan pada anak untuk aktif, mau
bekerja dan secara produktif menemukan berbagai pengetahuan. Hal ini tentunya
sangan jauh berbeda dengan metode pengajaran tradisional yang menyajikan bidang
study (pengembangan) secara terpisah (parsial) antara bidang study satu dengan
yang lainnya. Pengajaran model ini hanya dapat menciptakan pola berpikir
parsial pada anak didik dalam memahami berbagai aspek pengetahuan.
B. Tujuan
Tujuan dari model pengajaran proyek yaitu mengaktifkan anak didik dalam
kegiatan belajar mengajar serta membiasakan anak untuk berinteraksi kepada
lingkungan. Pengajaran proyek sangat memberikan kesempatan pada anak untuk mau
bekerja dan secara produktif menemukan berbagi pengetahuan. Guru hanya
mengamati dan memantau jalannya kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas
maupun di luar kelas.
C. Pendekatan
1.
Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan pembelajaran proyek ini
didukung oleh teori belajar konstruktivisme. Teori belajar ini berdasarkan pada
ide bahwa anak didik dapat membangun pengetahuannya sendiri dalam konteks
pengalaman. Pendekatan pembelajaran proyek ini dapat dipandang sebagai salah
satu pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong anak
membangun pengetahuan dan keterampilan secara personal. Mereka akan memahami bahan
kajian dengan menggunakan bahasa mereka sendiri berdasarkan apa yang mereka
lihat, temukan, dan alami.
2.
Pendekatan Inkuiri
Pendekatan yang melibatkan keterampilan pemerolehan
berbagai konsep pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan nilai-nilai yang
dilakukannya sendiri melalui sejumlah proses, seperti mengamati, mencari, dan
menemukan.
3.
Pendekatan Children Centre
Pendekatan
pembelajaran proyek ini beranggapan bahwa pusat kegiatan pembelajaran bertitik
tolak pada aktivitas anak. Anak didik memiliki kemampuan sendiri melalui
berbagai aktivitas dalam mencari, menemukan, menyimpulkan serta
mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, keterampilan, srta nilai-nilai
yang telah diperolehnya.
D. Sumber Belajar
Sumber
belajar yang dapat digunakan dalam model pembelajaran proyek ini antara lain,
Lingkungan sekitar anak, televisi, tape recorder, kebun binatang, museum, Taman
Mini Indonesia Indah, Taman Buah, atau Taman Impian Jaya Ancol.
E. Bentuk-Bentuk
Pengajaran Proyek
1.
Pengajaran Proyek Total
Bentuk
ini menghendaki setiap bidang studi (pengembangan) melebur menjadi satu
menunjukan keterkaitan dengan bidang studi lain membentuk satu kesatuan yang
utuh.
2.
Proyek Parsial
Bentuk
pengajaran proyek kedua adalah pengajaran proyek parsial (bagian). Dalam
bentuk ini terdapat penggabungan antara bidang studi (pengembangan) yang
berdiri sendiri dengan bidang studi yang saling berhubungan. Bidang studi yang
berdiri sendiri diberikan dengan model pengajaran yang lama (biasa) sedangkan
bidang studi yang saling berkaitan diberikan dalam bentuk proyek.
3.
Proyek Okasional
Bentuk
proyek seperti ini hanya dilaksanakan pada saat-saat tertentu saja yang
memungkinkan dilaksanakan pengajaran proyek , baik secara total maupun parsial.
Proyek okasional dapat dilaksanakan sebagai salah satu bentu alternatif untuk
menanggulangi kejenuhan anak dalam mengikuti model pengajaran pada sekolah
lama. Proyek ini dapat dilaksanakan dalam jangka waktu sebulan sekali,
pertengahan semester, atau satu semester sekali.
Dalam
mendesain pengajaran proyek, tentukan secara jelas terlebih dahulu tema atau
pokok masalah yang akan menjadi pusat minat bagi anak. Dengan didasarkan pada
minat anak, diharapkan anak mempunyai motivasi serta keingintahuan yang besar
terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. Berdasarkan tema atau pokok masalah
inilah dalam bidang-bidang studi dikaitkan sama lainnya. Penentuan pusat minat
anak itu hendaknya didasarkan pada :
- Adanya ketertarikan anak pada tema atau pokok masalah yang ditentukan.
- Tema atau pokok masalah hendaknya didasarkan pada perkembangan anak.
- Tema atau pokok masalah hendaknya ditentukan berdasarkan keadaan lingkungan yang disekitar anak.
- Tema atau pokok masalah dapat juga ditetapkan berdasarkan isi masing-masing mata pelajaran.
F. Langkah-Langkah Pengajaran Proyek
Model
pengajaran proyek dilaksanakan dengan menggunakan lima langkah sebagai berikut :
- Langkah Persiapan
Guru
mempersiapkan tema dan pokok masalah yang akan dilaksanakan dengan menggunakan
pengajaran proyek. Setiap isi bidang studi (pengembangan) yang bersesuai dengan
tema atau pokok masalah tertentu disusun dan diorganisasikan dalam suatu
rencana pengajaran. Dalam langkah pertama, guru hendaknya mengidentifikasi dan
merelevansikan isi setiap bidang studi yang akan dilaksanakan dengan pengajaran
proyek.
Tema : Keluarga Kita
Bidang Studi
|
Bahan Pengajaran
|
Bahasa
Indonesia
Matematika
Ilmu
Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
Keterampilan
|
Kegiatan
sehari-hari keluarga
Makanan kesukaan
keluarga
Jumlah anggota
keluarga
Penghasilan
dan belanja keluarga
Kesehatan
keluarga
Tanaman dan
binatang peliharaan
Tata krama
dalam keluarga
Tolong
menolong antar anggota keluarga
Silsilah
keluarga
Menggambar
anggota keluarga
Membuat
kerajinan rumah
|
Pada tahap
persiapan, guru juga harus mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan :
1. Pemberian materi yang akan diberikan secara
klasikal.
2. Pemberian bahan
pengajaran secara tertulis sehingga anak dapat memiliki pemahaman yang agak
mendalam berkaitan dengan isi bahan pelajaran.
3. Jenis-jenis tugas yang
dikerjakan anak secara kelompok (5-7 orang) atau perorangan.
4. Menetapkan jumlah jam
yang akan digunakan pada setiap jam pelajaran.
5. Rencana perjalanan sekolah yang akan
dilaksanakan.
6. Rencana pameran yang akan diselenggarakan
oleh anak-anak.
2.
Pendahuluan
Dalam kegiatan
pendahuluan, guru mengadakan percakapan bersama anak-anak secara klasikal
tentang tema atau pokok masalah serta bidang studi yang berkaitan sekaligus
dapat menjajaki kesanggupan anak dalam mengenal bahan pelajaran serta tugas
yang akan dikerjakannya untuk membangkitkan perhatian dan semangat anak-anak
untuk melihat, menyelidiki, menyimpulkan dan mengkomunikasikan tentang sesuatu
yang ditemukannya. Dalam kegiatan percakapan, guru dapat menulis hal-hal yang
sudah dikenal anak serta mengidentifikasikan pokok proyek dalam setiap bidang
studi yang akan diselidiki anak.
c. Perjalanan Sekolah atau Survey
Perjalanan
sekolah atau survey dilakukan pada beberapa keluarga atau rumah yang berdekatan
dengan lokasi sekolah. Masing-masing murid beserta kelompoknya melakukan
pengamatan pada berbagai hal yang menjadi persoalan, misalnya bertanya tentang
silsilah keluarga, binatang dan tanaman apa saja yang dipelihara, siapa dan
jenis penyakit apa yang pernah diderita anggota keluarga, berapa penghasilan
dan apa saja belanjanya, kerajinan ap saja yang dikerjakan keluarga tersebut.
Agar perjalanan sekolah berlangsung tertib maka guru harus memberikan dan
menanamkan tata tertib pada anak ketika akan melakukan kunjungan, misalnya
bersikap dan berbicara sopan, membawa buku catatan.
d. Pengolahan Masalah
Setelah
melakukan kunjungan tiap kelompok secara tertib kembali ke sekolah dengan
membawa hasil pengamatan. Semua data yang dikumpulkan kelompok dilaporkan pada
guru disampaikan pada diskusi dan laporan pengamatan tiap kelompok dalam
presentasi. Secara bergiliran setiap kelompok memperoleh kesempatan yang sama
untuk menjelaskan, menyimpulkan dan menyampaikan berbagai temuan sesuai dengan
tugasnya.
Kegiatan pengolahan
masalah selanjutnya dalam dilakukan murid, baik secara individu maupun
kelompok, misalnya membuat data silsilah keluarga masing-masing, membuat data
jumlah keluarga, data penghasilan dan pengeluaran keluarga, mencatat dan
membuat data silsilah keluarga masing-masing, membuat data jumlah keluarga,
data penghasilan dan pengeluaran keluarga, mencatat dan membuat data kesehatan
keluarga, membuat berbagai bentuk keterampilan yang biasa dikerjakan dalam
suatu keluarga, membuat peta dan grafik, menanam jenis tanaman, menggambar dan
mewarnai, dan memelihara binatang.
Pada tahapini
sangat terlihat kesibukan para murid dalam mengerjakan tugasnya. Dengan
demikian kelas memperlihatkan fungsinya sebagai labolatorium dan disinilah
konsep ‘lerning by doing’ diwujudkan oleh Kilpatrick sebagai kelanjutan dari
pengembangan konsep pendidikan Dewey.
e. Pameran
Pameran dirancang dan dilaksanakan dari dan oleh anak itu sendiri. Anaklah
yang menyusun meja kursi menjadi stan pameran. Anak juga yang menghias stan
pameran tersebut. Guru lebih banyak bertindak sebagai pengawas dan pembimbing
anak-anak dalam mempersiapkan stan pameran sebaik mungkin. Pada hari yang telah
ditentukan, para orang tua dan keluarga sekitar sekolah berpartisipasi untuk
hadir melihat, mengamati, bertanya dan memberikan berbagai tanggapan pada
berbagai stan yang disiapkn anak-anak.
Contoh Lain Pembelajaran Proyek
Pembelajaran ini
menerapkan pembelajaran integrated learning model. anak-anak harus mempunyai
satu proyek (satu topik bahasan yang penulisannya pada sebuah produk, misalnya
power point, poster, news letter, dan lain-lain, dan produk itu nantinya akan
dipresentasikan).
Adapun langkah-langkah Pembelajaran sebagai berikut:
Adapun langkah-langkah Pembelajaran sebagai berikut:
1.
Memaparkan judul/topik proyek yang
akan dibahas.
Judul ini
adalah suatu tema yang menarik dan kontekstual, yang didalamnya akan didalami
dengan multidisipliner dalam satu kurikulum pertingkat jenjang kelas.
misal:
Judul Proyek - Menjelajah Keanekaragaman Negara Indonesia. Tentukan permasalahannya dengan pertanyaan dasar untuk seluruh design dari proyek ini. Misal -Keanekaragaman Indonesia akankah semakin mempersatukan atau memecah belah?
Judul Proyek - Menjelajah Keanekaragaman Negara Indonesia. Tentukan permasalahannya dengan pertanyaan dasar untuk seluruh design dari proyek ini. Misal -Keanekaragaman Indonesia akankah semakin mempersatukan atau memecah belah?
2.
Tinjau proyek dari berbagai kompetensi
dasar yang hendak dicapai.
Pelajaran apa saja yang bisa diintegrasikan. Ambil KD dan Indikatornya. Misal :
Pelajaran apa saja yang bisa diintegrasikan. Ambil KD dan Indikatornya. Misal :
-
Pelajaran Agama menyoroti agama-agama di Indonesia:
rumah ibadat, hari-hari besar, peraturan-peraturannya dll., usaha untuk membina
kerukunan hidup umat beriman.
-
Pelajaran IPS menyoroti keberagaman
suku dan budaya Indonesia
-
Pelajaran PKn
memaparkan pentingnya keutuhan bangsa Indonesia
-
Pelajaran IPA
tentang penampakan alam dan peristiwa alam yang ada di Indonesia, perilaku
manusia yang mempengaruhi peristiwa alam. Usaha manusia untuk menjaga
kelestarian alam.
-
Pelajaran Matematika mencari prosentasi
jumlah penduduk, jumlah pemeluk agama, data luas wilayah.
-
Pelajaran
Indonesia dipakai untuk membuat laporan setelah melakukan pengamatan
3.
Bagi siswa ke
dalam kelompok kecil (maksimal per kelompok 5 orang
4.
Melakukan perjalanan sekolah ke TMII
yang merupakan tempat keanekaragaman Indonesia dalam bentuk mini dan
melakukan proses pengamatan
5.
Semua data hasil
pengamatan dikumpulkan dan dilaporkan pada guru sebelum dipresentasikan.
6.
Kelompok akan
menyusun laporannya di power point atau poster atau gambar. Dalam hal ini siswa
dalam kelompok akan menerapkan metode inquery, mereka akan saling berdiskusi
menjawab pertanyaan dasar. Di akhir presentasi dalam produk dicantumkan sebuah
kesimpulan jawaban pertanyaan dasar setelah dilihat dari berbagai multidisiplin.
Guru bidang studi yang diintegrasikan berfungsi sebagai fasilitator, membantu kelompok bila kelompok menemui kesulitan.
Guru bidang studi yang diintegrasikan berfungsi sebagai fasilitator, membantu kelompok bila kelompok menemui kesulitan.
7.
Buat deadline waktu pengerjaannya. Kapan
dimulai, kapan presentasi.
8.
Presentasi produk atau pemeran.
G. Manfaat Model Pembelajaran Proyek
- Anak didik lebih mudah dalam menguasai materi yang diberikan
Dengan model
proyek ini, anak didik dilibatkan langsung dalam proses perolehana pengetahuan.
Anak tidak hanya mendengar dari guru, akan tetapi ia juga memperoleh pengalaman
yang tentunya akan selalu teringat dipikirannya proses-proses belajar yang
telah dilakukannya sendiri. Pengalaman yang telah didapatnya membuat anak akan
lebih mudah memahami serta menguasai materi yang disajaikan oleh gurunya.
- Anak menjadi kreatif dan berpikir kritis
Dengan melakukan proses pembelajaran secara langsung akan melatih daya
berpikir anak menjadi lebih kritis. Rasa keingitahuan anak akan terus membesar
sampai ia menemukan jawaban dari segala macam pertanyaan dengan cara
mengeksplor bahan belajarnya. Anak akan terus termotivasi untuk selalu
menemukan hal-hal yang baru yang dapat ia jadikan sumber pengetahuannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar