BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar, guru bertugas sebagai penyampai
materi sekaligus berkewajiban mengembangkan topik pembelajaran agar memberikan
hasil belajar yang optimum (Boyce, dkk. 1997). Untuk mencapai tujuan ini
maka diperlukan inovasi media pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan kemampuan siswa belajar dengan mudah dan efisien berdasarkan
pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, sehingga
materi yang diberikan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.
Media pembelajaran harus dapat berfungsi sebagai alat komunikasi
dalam penyampaian materi kuliah. Agar hasil inovasi media pembelajaran optimum
sesuai dengan tujuan yang diinginkan maka beberapa hal perlu dipertimbangkan
dalam inovasi seperti rasional teoritis, landasan pemikiran pembelajaran dan
lingkungan belajar. Media pembelajaran dapat diakui apabila dapat dipergunakan
secara luas dalam pembelajaran dan terbukti efektif dalam meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar (prestasi belajar siswa). Dengan demikian, media
pembelajaran sebaiknya fleksibel terhadap hasil dan tujuan pembelajaran
sehingga penyampaian materi menjadi terfokus.
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan
kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat membantu siswa untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa
berinteraksi dengan lingkungan belajar yang dibantu oleh guru melalui proses
pengajaran. Dalam suatu proses belajar mengajar, selain guru dan siswa, dua
unsur yang sangat penting adalah metode pembelajaran dan media pembelajaran.
Pemilihan salah satu jenis metode pembelajaran tertentu akan mempengaruhi jenis
media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang
harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis
tugas, dan respon yang diharapkan dapat dikuasai siswa setelah pengajaran
berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
ANALISIS SUMBER BELAJAR DAN MEDIA
PEMBELAJARAN
A.
Sumber Belajar
Secara sempit sumber belajar diartikan
sebagai semua sarana pengajaran yang dapat menyajikan pesan yang dapat didengar
(secara auditif) maupun yang dapat dilihat (secara visual). Sedangkan secara luas menurut Udin Saripudin dan Winataputra
(199;65), sumber belajar adalah segala
sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat
atau asal untuk belajar seseorang.
Dengan demikian sumber belajar
sebagai komponen sistem pembelajaran adalah sumber-sumber belajar atau media
yang disusun terlebih dahulu dalam proses desain atau pemilihan dan
pemanfaatan, dan disatukan ke dalam sistem pembelajaran yang lengkap, untuk
mewu-judkan proses belajar yang terkontrol dan berarah tujuan.
1.
Manfaat Sumber Belajar
Pemanfaatan sumber belajar dalam proses
pembelajaran tentunya di dasari atas kemanfaatan sumber-sumber belajar tersebut
bagi terselenggaranya kegiatan belajar anak secara efektif. Badru Zaman dkk. (2008) dalam bukunya Media dan Sumber
Belajar Siswa TK,
mengemukakan manfaat atau nilai yang didapatkan dengan memanfaatkan sumber
belajar itu sangat banyak, antara lain :
a)
Dapat memberikan pengalaman belajar yang
lebih konkret dan langsung.
Anak
dalam jenjang usia SD berada pada fase berfikir konkret, artinya anak pada
tingkat usia tersebut belum mampu berfikir di luar batas kemampuan panca
inderanya (secara abstrak). Pemberian belajar yang nyata atau konkret akan
meningkatkan kebermaknaan dalam proses belajar anak.
b)
Pemanfaatan sumber belajar dapat
mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
Adakalanya
guru harus menjelaskan mengenai hal-hal yang tidak mungkin untuk diadakan,
dikunjungi atau dilihat secara langsung.
c)
Menambah wawasan dan pengalaman anak.
Upaya
memperluas wawasan anak melalui pemanfaatan sumber belajar juga merupakan nilai tambah yang lain dari
sumber belajar. wawasan tersebut dapat diperoleh jika siswa dihadapkan dengan
lingkungan sebenarnya dalam proses pembelajarannya.
d)
Memberikan informasi yang akurat dan
terbaru.
Sumber belajar juga dapat menberikan
informasi yang akurat dan terbaru. Misalnya : Informasi yang di dapat anak
melalui buku bacaan majalah yang terbit tiap minggu untuk anak dan nara sumber.
Selain memberikan informasi terbaru, juga akan meningkatkan minat baca anak dan
terlatih untuk senentiasa haus akan informasi.
e)
Meningkatkan motivasi belajar anak.
Kreativitas guru untuk memilih dan
memanfaatkan berbagai sumber belajar akan mendorong anak menyenangi kegiatan
belajarnya karena anak diberikan pilihan sumber pengetahuan, sumber informasi
dan sumber belajar yang beragam.
f)
Mengembangkan kemampuan berfikir anak
secara lebih kritis dan positif.
Dengan diberikannya berbagai alternatif
sumber belajar kepada anak, kemampuan berfikir kritis anak akan semakin
meningkat. Hal tersebut di tunjukan oleh anak dengan banyak mengemukakan
pertanyaan terhadap berbagai fakta, peristiwa, kajadian yang ditemukannya
ditempat yang disediakan sebagai sumber belajar.
2.
Jenis-jenis Sumber Belajar
Vernon S. Gerlach & Donald P. Ely (1971) menegaskan pada awalnya terdapat jenis
sumber belajar yaitu manusia, bahan, lingkungan, alat dan
perlengkapan, serta aktivitas.
a) Manusia
Manusia dapat dijadikan sebagai
sumber belajar, peranannya sebagai sumber belajar dapat dibagi ke dalam dua
kelompok. Kelompok pertama adalah manusia atau orang yang sudah dipersiapkan
khusus sebagai sumber belajar melalui pendidikan yang khusus pula, seperti
guru, konselor, administrator pendidikan, tutor dan sebagainya. Kelompok Kedua
yaitu manusia atau orang yang tidak dipersiapkan secara khusus untuk
menjadi seorang nara sumber akan tetapi memiliki keahlian yang mempunyai
kaitan erat dengan program pembelajaran yang akan disampaikan, misalnya dokter,
penyuluh kesehatan, petani, polisi dan sebagainya.
b) Bahan
Bahan yang dimaksud
adalah segala sesuatu yang membawa pesan/ informasi untuk pembelajaran. Baik
pesan itu dikemas dalam bentuk buku paket, video, film, bola dunia,
grafik, CD interaktif dan sebagainya. Kelompok ini biasany disebut dengan media
pembelajaran. Demikian halnya dengan bahan ini, bahwa dalam penggunaannya untuk
suatu proses pembelajaran dapat dibedakan menjadi du akelompok yaitu bahan yang
didesain khusus untuk pembelajaran, dan ada juga bahan/media yang dimanfaatkan
untuk memberikan penjelasan materi pembelajaran yang relevan.
c) Lingkungan
Lingkungan yang
dimaksud adalah lingkungan yang mampu memberikan pengkondisian belajar.
Lingkungan ini juga di bagi dua kelompok yaitu lingkungan yang didesain khusus
untuk pembelajaran, seperti laboratorium, kelas dan sejenisnya. Sedangkan
lingkungan yang dimanfaatkan untuk mendukung keberhasilan penyampaian materi
pembelajaran, di antaranyai lingkungan museum, kebun binatang dan sejenisnya.
d) Alat dan Perlengkapan
Sumber belajar dalam bentuk alat atau
perlengkapan adalah alat dan perlengkapan yang dimanfaatkan untuk produksi atau
menampilkan sumber-sumber belajar lainnya. Seperti TV untuk membuat
program belajar jarak jauh, komputer untuk membuat pembelajaran berbasis
komputer, tape recorder untuk membuat program pembelajaran audio dalam
pelajaran bahasa Inggris, terutama untuk menyampaikan informasi
pembelajaran mengenai listening (mendengarkan), dan
sejenisnya.
e) Aktivitas
Biasanya aktivitas yang
dapat diajdikan sumber belajar adalah aktivitas yang mendukung pencapaian
tujuan pembelajaran, di mana didalamnya terdapat perpaduan antara metode dan
teknik penyajian dengan sumber belajar lainnya yang memudahkan siswa
belajar. Seperti aktivitas dalam bentuk diskusi, mengamati, belajar
tutorial, dan sejenisnya.
Sumber Belajar
Sumber Belajar
|
Pengertian
|
Contoh
|
Pesan
|
Ajaran/informasi yang akan disampaikan
oleh komponen lain: dapat berbentuk ide, fakta, makna, dan data.
|
Materi bidang studi IPS,
|
Orang
|
Orang-orang yang bertindak sebagai
penyimpan dan atau penyalur pesan
|
Guru, Peserta didik, Pembicara, Polisi,
Tokoh Masyarakat.
|
Bahan
|
Barang-barang (lazim disebut media atau
perangkat lunak/software) yang biasanya berisi pesan untuk disampaikan dengan
mengguna-kan peralatan. Kadang-kadang bahan itu sendiri sudah merupakan
bentuk penyajian.
|
Buku teks, majalah, video, tape recorder,
pembelajaran terprogram, film.
|
Alat
|
Barang-barang (lazim disebut perangkat
keras/hardware) digunakan untuk menyampai-kan pesan yang terdapat dalam
bahan.
|
OHP, proyektor film,tape recorder, video,
pesawat TV, pesawat radio.
|
Teknik
|
Prosedur atau langkah-langkah tertentu
dalam menggunakan bahan, alat, tata tempat dan orang untuk menyampaikan pesan
|
Simulasi, permainan, studi lapangan,
metode bertanya, pem- belajaran individual, pembelajaran kelompok ceramah,
diskusi
|
Latar
|
Lingkungan dimana pesan diterima oleh
peserta didik.
|
Lingkungan fisik;gedung sekolah,
perpustakaan, pusat sarana belajar, studio, museum, taman, peninggal-an
sejarah, lingkungan non fisik, penerangan, sirkulasi udara.
|
B.
Media Pembelajaran
Menurut Heinich, Molenda dan Russel (1993) media merupakan saluran komunikasi. Media berasal dari
bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara
sumber pesan (a source) dengan
penerima pesan (a receiver). Dengan
demikian yang dimaksud media pembelajaran merupakan alat atau wahana untuk
menyampaikan informasi atau pesan dalam proses belajar mengajar.
1.
Manfaat Media Pembelajaran
Berikut ini, nilai-nilai yang dimiliki
media pembelajaran dalam mengoptimalkan pencapaian hasil belajar di sekolah :
a.
Mengkonkretkan konsep-konsep yang
abstrak.
Konsep-konsep
yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung
kepada anak, bisa di konkretkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media
pembelajaran. Misalnya, untuk menjelaskan tentang sistem peredaran darah
manusia, arus listrik, berhembusnya angin, dan sebagainya, bisa menggunakan
media gambar atau bagan sederhana.
b.
Menghadirkan objek-objek yang yang
terlalu berbahaya atau sukar didapat dalam lingkungan belajar.
Misalnya,
guru menjelaskan objek-objek berbahaya tersebut dengan menggunakan gambar atau
program televisi tentang binatang-binatang buas, seperti harimau, gajah,
beruang, jerapah, atau bahkan hewan-hewan yang sudah punah, seperti dinosaurus.
c.
Menampilkan objek yang terlalu besar.
Melalui
media, guru dapat menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat
udara, pasar, candi, dan sebagainya disepan kelas atau menampilkan objek-objek
yang terlalu kecil, sperti bakteri, virus, semut, nyamuk.
d.
Memperlihatkan gerakan yang terlalu
cepat.
Dengan
menggunakan media film ( slow motion)
guru bisa memperlihatkan lintasan peluru, melesatnya anak panah atau
memperlihatkan proses suatu ledakan. Demikian juga gerakan-gerakan yang terlalu
lambat, seperti pertumbuhan kecambah, mekarnya bunga, menjadi mudah diamati
dalam waktu singkat.\
Selain keempat nilai media pembelajaran
diatas, masih terdapat pula nilai-nilai yang lainnya dari pemanfaatan media
pembelajaran, yaitu berikut ini :
1. Memungkinkan anak berinteraksi secara
langsung dengan lingkungannya.
2. Memungkinkan adanya keseragaman
pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing anak.
3. Membengkitkan motivasi belajar anak.
4. Menyajikan informasi belajar secara
konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.
5. Menyajikan pesan atau informasi belajar
secara serempak untuk semua anak.
6. Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang
7. Mengontrol arah dan kecepatan belajar
anak.
2.
Macam-macam Media Pembelajaran
Klasifikasi media dapat
dilihat dari jenisnya, daya liputnya dan dari bahan serta cara pembuatannya.
Ø Dilihat dari jenisnya,
Media dibagi ke dalam :
a. Media Auditif
Adalah media yang hanya
mengandalkan kemmpuan suara saja, seperti : radio, cassette recorder, piringan
hitam media ini tidak cocok untuk orang yang mempuyai kelainan dalam
pendengaran.
b. Media Visual
Adalah media yang
mengandalkan indra penglihatan.Media ini menampilkan gambar diam seperti film,
rangkai foto, gambar atau lukisan, cetakan dan juga yang menampilkan gambar
atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.
c. Media Audiovisual
Adalah media yang
mempunyai unsur rupa dan gambar. Media ini dibagi ke dalam :
1. Audiovisual diam
2. Audiovisual gerak
Ø Dilihat dari daya
liputnya, Media dibagi ke dalam :
a. Media dan daya liput luas
dan serentak. Contoh : radio dan televise.
b. Media dengan daya liput
terbatas oleh ruang dan tempat. Contoh : film, soun slide, film rangkai.
c. Media untuk pengajaran
individual. Media ini digunakan hanya untuk seorang diri. Contoh : modul
berprogram dan pengajaran melalui komputer.
Ø Dilihat dari bahan pembuatannya,
Media dibagi :
a. Media sederhana
b. Media kompleks
1.
Analisis
Proses
belajar-mengajar atau proses pembelajaran merupakan kegiatan pelaksanaan
kurikulum yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju perubahan-perubahan
tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri
sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut perlu ada
keterpaduan yang sistematis antara komponen-komponen pembelajaran, salah
satunya adalah sumber dan media pembelajaran, dimana hal tersebut menjadi
sangat penting terkait darimana dan bagaimana anak didik memperoleh
pengetahuannya.
Sumber belajar dan Media
sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah sebagai suatu kenyataan
yang tidak dapat dipungkiri, karena memang gurulah yang menghendakinya untuk
membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang di
berikan oleh guru kepada anak didik.
Namun pada kenyataannya hingga
saat ini banyak kita temui guru-guru yang menganggap remeh media dan hanya mengandalkan
diri sendiri dan lembar kerja siswa (lks) untuk memberikan materi pelajaran,
dengan alasan kepraktisan, padahal perlu kita ketahui seperti yang dijabarkan
diatas bahwa peran media itu sangat penting dalam membantu tercapainya tujuan
pembelajaran.
Meskipun guru adalah
sebagai salah satu sumber belajar, namun peranannya seorang diri saja tidak
cukup jika tidak dilengkapi dengan komponen-komponen lain yang dapat memberi
penjelasan lebih dari pada sekedar kata-kata yang di utarakan guru
(verbalisme), bahkan anak sangat membutuhkan hal-hal atau benda-benda konkret
yang dapat membantunya memahami pelajaran karena dapat memberikan pengalaman
belajar secara langsung yang tidak bisa didapatkan dari guru. Untuk itu guru
perlu mengetahui cara memilih dan merancang media yang sesuai sebagai sumber
belajar yang tepat untuk siswanya, agar dapat benar-benar membantunya mencapai
tujuan pembelajaran.
Dalam
pemilihannya sebagai alat bantu belajar, sumber dan media pembelajaran memiliki
prinsip dan kriteria tertentu yang harus diperhatikan agar media tersebut dapat
sesuai dan dapat menunjang pembelajaran.
a. Pemilihan sumber
belajar
Dalam memilih sumber belajar dapat ditentukan
berdasarkan :
1. Program Pengajaran
2. Kondisi Lingkungan
3. Karakteristik siswa
4. Karakteristik sumber belajar
Keempat hal tersebut harus menjadi patokan
dalam memilih sumber belajar yang akan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
b. Pemilihan Media
Pembelajaran
Dalam pemilihan media pembelajaran yang sesuai
serta dapat mendukung pembelajaran Drs. Sudirman N. (1991) mengemukakan beberapa prinsip-prinsip
berikut :
1. Tujuan Pemilihan
Memilih
media harus dengan maksud dan tujuan yang jelas.
2. Karakteristik Media
Pengajaran.
Setiap
media mempunyai karakteristik tertentu jadi pemahaman. Karakteristik media
sangat diperlukan dalam penetapan penggunaan media.
3. Alternatif Pilihan.
Guru
harus mampu menetapkan atau memutuskan media yang tepat dan sesuai dengan
materi pelajaran.
Selain itu
kriteria berikut juga perlu diperhatikan dalam merancang media :
1. Sesuai dengan tujuan yang dicapai
2. Tepat mendukung isi pelajaran
3. Praktis, luwes, dan bertahan
4. Guru trampil menggunakan
5. Pengelompokkan sasaran
6. Mutu teknis
Selain prinsip dan kriteria diatas, beberapa faktor lain yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran menurut Ely (1982) adalah:
1. Karakteristik anak didik (siswa)
Karakteristik siswa di masing-masing kelas
berbeda-beda, ada kelas yang siswanya pendiam, dan ada yang aktif. Oleh karena
itu hal ini menjadi salah satu faktor pertimbangan, agar media yang dirancang
dapat mendukung dan tepat guna.
2. Strategi belajar-mengajar
Memilih media juga harus disesuaikan dengan
strategi pembelajaran yang telah dirancang, karena strategi pembelajaran menentukan
media apa yang tepat digunakan.
3. Organisasi kelompok belajar
Yaitu memilih media harus memperhatikan
untuk kelompok belajar mana media itu akan ditunjukkan, pelajar atau mahasiswa.
4. Prosedur penilaian
Yaitu pemilihan media harus disesuaikan
dengan kompetensi yang hendak dinilai
Setelah mengetahui prinsip dan kriteria dalam perancangan, pembuatan dan
pengembangan sumber dan media pembelajaran tersebut, kemudian guru diharapkan
dapat menerapkan langkah-langkah berikut dalam memanfaatkan media.
c. Langkah – langkah dalam Pemanfaatan
Media
1. Merumuskan
tujuan pembelajaran
2. Persiapan
guru. Pada fase ini guru memilih dan memanfaatkan media mana yang akan
dimanfaatkan guna mencapai tujuan
3. Persiapan
kelas. Siswa atau kelas harus mempunyai persiapan dalam menerima pelajaran
dengan menggunakan media tertentu.
4. Langkah
penyajian dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan
memanfaatkan media pembelajaran
5. Langkah
kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan memanfatkan media
pengajaran.
6. Langkah
evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar dievaluasi sampai sejauh
mana tujuan pembelajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh
manapengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses
belajar siswa.
II.
PROSES PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
A.
Pengertian
Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan
ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar
dapat belajar dengan baik.
Yamamoto mengungkapkan bahwa proses pembelajaran yang
optimal terjadi apabila siswa yang belajar maupun guru yang membelajarkan
memiliki kesadaran dan kesenjangan terlibat dalam proses pembelajaran. Kesadaran
dan kesenjangan melibatkan diri dalam proses pembelajaran pada diri siswa dan
guru akan dapat memunculkan berbagai interaksi pembelajaran.
Dengan demikian
dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan
beberapa komponen :
1. Siswa
Seorang yang
bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Guru
Seseorang yang
bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif
3. Tujuan
Pernyataan tentang
perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi
pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Isi Pelajaran
Segala informasi
berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5. Metode
Cara yang teratur
untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang
dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
6. Media
Bahan pengajaran
dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada
siswa.
7. Evaluasi
Cara tertentu yang
digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
B. Ciri-ciri pembelajaran
Adapun ciri-ciri
pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa
sebagai berikut :
·
Motivasi belajar
Motivasi dapat
dikatakan sebagai serangkaina usaha untuk menyediakan kondisi kondisi tertentu,
sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatau, dan bila ia tidak
suka, maka ia akan berusaha mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi dapat dirangsang dari luar,
tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Adalam kegiatan belajar,
maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
seseorang/siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan
dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dihendaki dapat
dicapai oleh siswa (Sardiman, A.M. 1992)
·
Bahan belajar
Yakni segala
informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu diusahakan
isi pengajaran dapat merangsang daya cipta agar menumbuhkan dorongan pada diri
siswa untuk memecahkannya sehingga kelas menjadi hidup.
·
Alat Bantu belajar
Semua alat yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk menyampaikan pesan
(informasi)) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (siswa).
Inforamsi yang disampaikan melalui media harus dapat diterima oleh siswa,
dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberaapa alat indera mereka.
Sehingga, apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan gambar-gambar, foto,
grafik, dan sebagainya, dan siswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang,
meraba, atau mengerjakan sendiri maka memudahkan siswa untuk mengerti pengajaran
tersebut.
·
Suasana belajar
Suasana yang dapat
menimbulkan aktivitas atau gairah pada siswa adalah apabila terjadi :
a. Adanya komunikasi
dua arah (antara guru-siswa maupun sebaliknya) yang intim dan hangat, sehingga
hubungan guru-siswa yang secara hakiki setara dan dapat berbuat bersama.
b.Adanya kegairahan
dan kegembiraan belajar. Hal ini dapat terjadi apabila isi pelajaran yang
disediakan berkesusaian dengan karakteristik siswa.
Kegairahan dan
kegembiraan belajar jug adapat ditimbulkan dari media, selain isis pelajaran
yang disesuaiakan dengan karakteristik siswa, juga didukung oleh factor intern
siswa yang belajar yaitu sehat jasmani, ada minat, perhatian, motivasi, dan
lain sebagainya.
·
Kondisi siswa yang
belajar
Mengenai kondisi
siswa, adapat dikemukakan di sini sebagai berikut :
a. Siswa memilki
sifat yang unik, artinya anatara anak yang satu dengan yang lainnya berbeda.
b. Kesamaan siwa,
yaitu memiliki langkah-langkah perkenbangan, dan memiliki potensi yang perlu
diaktualisasikan melalui pembelajaran.
Kondisi siswa
sendiri sangat dipengaruhi oleh factor intern dan juga factor luar, yaitu
segala sesuatu yang ada di luar diri siswa, termasuk situasi pembelajaran yang
diciptakan guru. Oleh Karena itu kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada
peranan dan partisipasi siswa, bukan peran guru yang dominant, tetapi lebih
berperan sebagai fasilitaor, motivator, dan pembimbing.
Dalam dunia
pendidikan sekolah dasar, cara mengajar dengan metode2 tertentu memang sangat
beragam. Kini ada lagi dalam penyusunan RPP yang berjuluk EEK (Eksplorasi,
Elaborasi dan Konfirmasi)
1.EKSPLORASI
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan siswa mencari dan menghimpun informasi, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman mengelola informasi, memfasilitasi siswa berinteraksi sehingga siswa aktif, medorong siswa mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan gejalan pada peristiwa lain, mengamati objek di lapangan dan labolatorium.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan siswa mencari dan menghimpun informasi, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman mengelola informasi, memfasilitasi siswa berinteraksi sehingga siswa aktif, medorong siswa mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan gejalan pada peristiwa lain, mengamati objek di lapangan dan labolatorium.
2.ELABORASI
Dalam kegiatan elaborasi, guru mendorong siswa membaca dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen, mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan melalui kegaitan kooperatif dan kolaborasi, membiasakan peserta didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar.
Dalam kegiatan elaborasi, guru mendorong siswa membaca dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen, mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan melalui kegaitan kooperatif dan kolaborasi, membiasakan peserta didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar.
3.KONFIRMASI
Dalam ini guru memberikan umpan balik terhadap yang siswa hasilkan
melalui pengalaman belajar, memberikan apresiasi terhadap kekuatan dan
kelemahan hasil belajar dengan menggunakan teori yang guru kuasi, menambah
informasi yang seharusnya siswa kuasai, mendorong siswa untuk menggunakan
pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpecaya untuk lebih menguatkan
penguasaan kompetensi belajar agar lebih bermakna. Dan, setelah memeperoleh
keyakinan maka siswa dalam mengerjakan tugas-tugas untuk mengasilkan produk
belajar yang kongkrit dan kontekstual.Guru membantu siswa menyelesikan masalah
dan menerapkan ilmu dalam aktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Penyelenggaraan
pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru, di mana pembelajaran dapat
diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswanya, salah
satu cara dapat ditempuh oleh guru ialah dengan penerapan pendekatan CBSA dan
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) dalam proses pembelajaran. Baik CBSA
maupun PKP merupakan pendekatan yang tersurat dan tersirat dalam kurikulum yang
berlaku.
C. Penerapan Pendekatan CBSA dan Pendekatan
Keterampilan Proses untuk Sekolah Dasar
Pendekatan CBSA
dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada
pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa dalam proses
pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswaa apabila diperlukan. Pelibatan
intelektual-emosional/fisik siswa serta optimalisasi dalam pembelajaran,
diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana belajar memperoleh dan memproses
perolehan belajarnya tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.
Peningkatan CBSA dari suatu proses pembelajaran
berarti pula mengarahkan proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa atau
dengan kata lain menciptakan pembelajaran berdasarkan siswa (Student Based
Instruction)
Konsekuensi yang harus diterima dari adanya
pembelajaran berdasarkan siswa, ialah :
1. Guru merupakan seorang pengelola (manager) dan perancang (designer)
dari pengalaman belajar.
2. Guru dan siswa menerima peran kerja sama (partnership)
3. Bahan-bahan pembelajaran pembelajaran dipilih berdasarkan
kelayakannya.
4. Penting untuk melakukan identifikasi dan penuntasan syarat-syarat
belajar (learning requirements)
5. Siswa dilibatkan dalam pembelajaran.
6. Tujuan ditulis secara jelas
7. Semua tujuan diukur/dites.
Pembelajaran
ber-CBSA dapat dilakukan oleh guru. Pembelajaran ber-CBSA tersebut dapat
dilakukan guru dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) yaitu anutan
pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang
bersumber dari kemampuan-kemampuan dasar yang telah ada dalam diri siswa.
Pendekatan
keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang
hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami ransangan ilmu pengetahuan dan
dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan.
Ada berbagai
keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut
terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan
keterampilan-keterampilan terintegrasi(integrated skills).
Keterampilan-keterampilan
dasar terdiri dari enam keterampilan yaitu :
·
mengobservasi,
·
mengklarifikasi,
·
memprediksi
·
mengukur,
·
menyimpulkan,
·
mengkomunikasikan.
Keterampilan-keterampilan
terintegrasi terdiri dari yaitu :
·
mengidentifikasi
variabel
·
membuat tabulasi
data
·
menyajikan data
dalam bentuk grafik
·
menggambarkan
hubungan antar-variabel,
·
mengumpulkan dan
mengelolah data,
·
menganalisa
penelitian
·
menyusun hipotesis
·
mendefinisikan
variabel secara operasional.
·
Merancang penelitian
·
Melaksanakan
eksperimen.
ANALISIS
Proses pembelajaran
dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran
mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif),
juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan
(aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya
sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran
juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Setiap proses
pembelajaran pasti menampakkan keaktifan orang yang belajar atau siswa.
Pernyataan ini tidak dapat kita bantah atau tidak tolak kebenarannya. Kepastian
adanya keaktifan siswa dalam setiap proses pembelajaran, memberikan kepastian
kepada kita bahwa pendekatan CBSA bukanlah suatu hal yang sulit. Hal ini
berarti, setiap peristiwa pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru dapat
dipastikan adanya penerapan pendekatan CBSA dan tidak mungkin tidak terjadi
penerapan pendekatan CBSA dalam peristiwa pembelajaran.
Dengan penerapan CBSA, siswa
diharapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan
potensi yang dimilikinya secara penuh, menyadari dan dapat menggunakan potensi
yang dimiliki secara penuh, menyadari dan dapat menggunakan potensi sumber belajar
yang terdapat disekitarnya.selain itu siswa diharapkan lebih terlatih untuk
berprakarsa, berpikir secara teratur, kritis, tanggap, dan dapat menyelesaikan
masalah sehari-hari, serta lebih terampil dalam menggali, menjelajah, mencari
dan mengembangkan informasi yang bermakna baginya dan dalam penerapan ini guru
diharapkan bekerja secara profesional, mengajar secara sistematis, dan berdasar
prinsip metodik yang berdaya guna dan berhasil guna(efisien dan efektif).
Dan dalam penerapan
PKP dalam pembelajaran bukan merupakan hal yang mengada-ada, akan tetapi hal
yang wajar dan harus dilaksanakan oleh setiap guru dalam pembelajarannya. Untuk
dapat menerapkan PKP dalam pembelajaran, kita perlu mempertimbangkan dan
memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran/bidang
studi. Selain itu, kita perlu menyadari bahwa dalam suatu kegiatan pembelajaran
dapat terjadi pengembangan lebih dari satu macam keterampilan proses.
III.
ANALISIS LAPORAN EVALUASI
PEMBELAJARAN
Pada akhir waktu proses pembelajaran, antara
lain akhir caturwulan, akhir semester, akhir tahun ajaran, akhir jenjang
persekolahan diperlukan suatu laporan kemajuan peserta didik, yang selanjutnya
merupakan laporan kemajuan sekolah.Laporan ini akan memberikan bukti sejauh
mana tujuan pendidikan yang diharapkanoleh anggota masyarakat khususnya orang
tua peserta didik dapat tercapai.
A.
Isi Laporan
Isi laporan harus jelas dan
komunikatif dengan menitik beratkan pada kekuatan dan kelemahan siswa dalam
belajar. Laporan dapat berupa angka, deskripsi atau berupa potret (profile)
siswa secara utuh tentang pencapaian kompetensi yang telah ditentukan dalam
kurikulum.
B.
Model Laporan
Laporan kemajuan siswa dapat
dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu
1. Laporan prestasi siswa tiap
mata pelajaran
Laporan prestasi mata
pelajaran memuat informasi tentang pencapaian kemampuan dasar yang telah
ditetapkan dalam kurikulum (baik nasional maupun daerah) melalui pembelajaran
materi standar yang telah ditetapkan.
2. Laporan kemajuan belajar
secara menyeluruh.
Laporan kemajuan belajar
secara menyeluruh adalah laporan yang menggambarkan kemajuan siswa sebagai
internalisasi dan kristalisasi setelah siswa belajar melalui berbagai kegiatan
baik intra maupun ekstrakurikuler pada kurun waktu satu semester.
C. Manfaat Laporan evaluasi
Pembelajaran
Menurut Arikunto (2002) menyatakan bahwa laporan tentang hasil
evaluasi pembelajaran bermanfaat bagi siswa sendiri, guru yang mengajar, guru
lain, petugas lain di sekolah, orang tuasiswa, dan pengguna lulusan.
1.
Bagi siswa hasil
pelaporan sebagai support baginya atas jerih payahnya yang selama ini
dilakukan.
2.
Bagi guru yang
mengajar, merupakan umpan balik bagi guru atas jerih payahnya selama ini dalam
proses belajar mengajar.
3.
Bagi guru lain,
terkadang guru dipindahkan ke sekolah lain dan digantikan oleh guru pengganti,
atau siswa karena suatu hal berpindah ke sekolah lain atas permintaan pribadi
atau orang tua berpindah ke tempat/kota lain hal ini akan sangat bermanfaat
bagi guru pengganti untuk mengetahui di posisi mana siswa tersebut berada.
4.
Bagi Petugas lain di
sekolah, misalnya; kepala sekolah/wali kelas/guru bimbingan dankonseling (BP),
laporan hasil evaluasi akan sangat bermanfaat. Bagi kepala sekolah
dapatdigunakan sebagai pengambilan keputusan, sebagai bahan untuk mensupervisi
guru, dan laporan ke atasan. Sedangkan bagi wali kelas dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan apakah siswa perlu dibantu/tidak, memotivasi belajar,
memotivasi untuk meningkatkan bakat, minat, serta prestasi siswa.
5.
Bagi Orang tua
adalah untuk dapat mengetahui keadaan yang sesungguhnya, keadaan putra-putrinya
atas kerja kerasnya selama ini di sekolah, sejauh mana partisipasi anaknya di
sekolah dan mengetahui apa yang harus
dilakukan orang tua untuk mengembangkan potensi anaknya lebih lanjut
|
D.
Penyusunan
Laporan Hasil Pembelajaran
Dalam
penyusunan Laporan hasil proses belajar dan pembelajaran hal yang harus
diperhatikan adalah :
a. Laporan hasil evaluasi memiliki landasan prosedur penilaian
b. Laporan menggambarkan hasil monitoring selama proses pembelajaran
berlangsung yang dapat dijadikan bahan informasi pihak ketiga
c. Laporan sebagai ukuran tingkat keberhasilan peserta didik
d. Laporan dapat menggambarkan klasifikasi siswa ke dalam kelompok
prestasi (baik, sedang, dan lemah)
e. Laporan dapat dijadikan acuan untuk seleksi kecakapan peserta didik
dalam kompentesi bidang keahlian
CONTOH LAPORAN HASIL
BELAJAR
Kelas/Smt
: I/1
No
|
Mata Pelajaran
|
Nilai
|
|
Prestasi
|
Rata-rata Kelas
|
||
1
|
Al Islam (Pendidikan Agama Islam0
|
93
|
84.3
|
2
|
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
|
93
|
88.2
|
3
|
Bahasa Indonesia
|
96
|
91.3
|
4
|
Matematika
|
99
|
88.0
|
5
|
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
|
96
|
91.9
|
6
|
PKn (Pendidikan Kewarganegaraan)
|
89
|
84.9
|
7
|
SBK (Seni Budaya & Ketrampilan)
|
90
|
87.5
|
8
|
Pendidikan Jasmani
|
82
|
79.3
|
9
|
Teknologi Informasi dan Komunikasi
|
90
|
85.8
|
10
|
Bahasa Jawa
|
92
|
84.5
|
11
|
Bahasa Inggris
|
89
|
77.6
|
12
|
Bahasa Arab
|
92
|
78.1
|
13
|
Shiroh/Qur-aan Hadits
|
97
|
87.7
|
|
Jumlah
|
1198
|
|
|
Rata-tara
|
92,15
|
|
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Media pembelajaran harus dapat berfungsi
sebagai alat komunikasi dalam penyampaian materi kuliah. Proses belajar
mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga
pendidikan agar dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan
lingkungan belajar yang dibantu oleh guru melalui proses pengajaran.
2. SARAN
Diharapkan agar setiap guru dalam proses
belajar mengajarnya secara dinamis dengan memberikan kesempatan lebih banyak
kepada siswa agar berfikir dan berprilaku aktif, efektif, kreatif dalam suasana
yang menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapai tercapai sesuai yang
diharapkan. Pada akhirnya untuk menciptakan hal tersebut sangatlah bergantung
pada kemauan dan kemampuan insan pendidik khususnya para guru memanfaatkan dan
mengelola berbagai jenis fasilitas sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Sadiman, Arief S.dkk.2007.Media
Pendidikan.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Zaman,Badru dkk. 2008.Media dan
Sumber Belajar Siswa TK.Jakarta: Universitas Terbuka.
tulisannya bagus:)
BalasHapusPengangkatan Guru Honorer Melalui Jalur Khusus di BKN Pusat
BalasHapusBismillahirahmanirahim Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Bayangkan dan rasakan mulai sekarang dan seterusnya kita memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk bangkit dan menyongsong kesuksesan. Seseorang yang ingin melihat sebuah keberhasilan dan pencapaian di dalam hidupnya adalah seorang yang memiliki mimpi. Impian adalah suatu penyemangat untuk meraih hal-hal yang besar dan berarti dalam hidup kita. Jangan kecilkan atau rendahkan siapapun yang memiliki impian begitu tinggi dan besar atau jangan juga pandang remeh impian mereka Karena impian adalah pintu menuju perubahan yang besar dalam hidup seseorang.Saya ingin berbagi pengalaman kepada teman-teman dan rekan-rekan honorer yang sangat kesulitan lulus dan gagal jadi PNS, saya sarankan agar anda bisa menghubungi Direktur Pengadaan dan Kepangkatan PNS di BKN ( Badan Kepegawaian Negara ) pusat yaitu bapak Drs. Aidu Tauhid, SE., SMi dinomor Telepon 0852-5552-2745. Beliaulah yang membantu kelulusan saya jadi PNS pada bulan juli 2016 kemarin, dan pastinya andapun akan dibantu yang diutamakan adalah yang sudah mengabdi minimal 7 tahun masa baktinya, semoga bermanfaat amien...