Setelah para guru memahami pendekatan-pendekatan dalam program pengajaran
bahasa, selanjutnya guru menentukan metode-metode apa yang akan diterapkannya
dalam proses pembelajaran. Metode adalah rencana penyajian bahan secara
menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan atau approach
tertentu dalam Tatat Hartati dkk. (2006).
Sedangkan Tarigan dkk. (2006) perbedaan pandangan mengenai teori belajar juga mewarnai perbedaan metode. Teori belajar merupakan landasan suatu metode yang berorientasi dua hal. Pertama, proses kognitif yakni proses yang terjadi dalam belajar suatu bahasa. Kedua, kondisi belajar yakni kondisi-kondisi yang mendukung berlangsungnya proses belajar bahasa berjalan baik. Metode pembentukan kebiasaan (habit formation) adalah metode yang berorientasi pada proses. Metode alamiah (natural method) berorientasi pada situasi di mana belajar itu terjadi dan kondisi belajar. Metode berfungsi sebagai jembatan penghubung antara teori dan praktik, antara pendekatan dan teknik.
William Francis Macky mengajukan lima belas ragam metode pengajaran bahasa sebagai berikut :
1. Metode langsung
2. Metode Alami
3. Metode Psikologi
4. Metode Fonetik
5. Metode Membaca
6. Metode Tata Bahasa
7. Metode Terjemahan
8. Metode Terjemahan Tata Bahasa
9. Metode Ekletik
10. Metode Kontrol Bahasa
11. Metode Mimikri-Memorasi
12. Metode Teori Praktik
13. Metode Unit
14. Metode Kognate
15. Metode Dwi Bahasa Tarigan dkk (1989)
Lain halnya dengan GBPP 1984 yang memuat empat belas metode pengajaran bahasa. Metode-metode sebagai berikut ini
1. Metode Penugasan
2. Metode Eksperimen
3. Metode Proyek
4. Metode Diskusi
5. Metode Widyawisata
6. Metode Bermain Peran
7. Metode Demontrasi
8. Metode Sosiodrama
9. Metode Pemecahan Masalah
10. Metode Tanya-Jawab
11. Metode Latihan
12. Metode Ceramah
13. Metode Bercerita
14. Metode Pameran Tarigan dkk (1989)
Sedangkan Tarigan dkk. (2006) perbedaan pandangan mengenai teori belajar juga mewarnai perbedaan metode. Teori belajar merupakan landasan suatu metode yang berorientasi dua hal. Pertama, proses kognitif yakni proses yang terjadi dalam belajar suatu bahasa. Kedua, kondisi belajar yakni kondisi-kondisi yang mendukung berlangsungnya proses belajar bahasa berjalan baik. Metode pembentukan kebiasaan (habit formation) adalah metode yang berorientasi pada proses. Metode alamiah (natural method) berorientasi pada situasi di mana belajar itu terjadi dan kondisi belajar. Metode berfungsi sebagai jembatan penghubung antara teori dan praktik, antara pendekatan dan teknik.
William Francis Macky mengajukan lima belas ragam metode pengajaran bahasa sebagai berikut :
1. Metode langsung
2. Metode Alami
3. Metode Psikologi
4. Metode Fonetik
5. Metode Membaca
6. Metode Tata Bahasa
7. Metode Terjemahan
8. Metode Terjemahan Tata Bahasa
9. Metode Ekletik
10. Metode Kontrol Bahasa
11. Metode Mimikri-Memorasi
12. Metode Teori Praktik
13. Metode Unit
14. Metode Kognate
15. Metode Dwi Bahasa Tarigan dkk (1989)
Lain halnya dengan GBPP 1984 yang memuat empat belas metode pengajaran bahasa. Metode-metode sebagai berikut ini
1. Metode Penugasan
2. Metode Eksperimen
3. Metode Proyek
4. Metode Diskusi
5. Metode Widyawisata
6. Metode Bermain Peran
7. Metode Demontrasi
8. Metode Sosiodrama
9. Metode Pemecahan Masalah
10. Metode Tanya-Jawab
11. Metode Latihan
12. Metode Ceramah
13. Metode Bercerita
14. Metode Pameran Tarigan dkk (1989)
Sedangkan untuk sekarang metode lebih meliputi, pemilihan bahan, penentuan
urutan bahan, pengembangan bahan, rancangan evaluasi dan remedial. berikut ini
adalah metode yang digunakan dalam Kurikulum 2004 maka langkah dilakukan
setelah guru menetapkan kompetensi dasar beserta indikato -indikatornya.
Beberapa metode ini digunakan secara terpisah maupun digabungkan dengan metode
lain atau beberapa metode dalam pelaksanaannya.
1. Metode Langsung
Metode ini menerapkan secara langsung semua aspek dalam bahasa yang diajarkan. Misalnya, dalam suatu pembelajaran pelajaran bahasa Indonesia didaerah bahasa pengantar dikelas adalah bahasa Indonesia tanpa diselingi bahasa daerah/bahasa ibu.
2. Metode Alamiah
Metode ini berprinsip bahwa mengajar bahasa baru (seperti bahasa kedua) harus sesuia dengan kebiasaan belajar bahasa yang sesungguhnya seperti yang dilalui anak-anak ketika belajar bahasa ibunya.proses alamiah sangat berpengaruh pada metode ini.
3. Metode Tatabahasa
Metode ini memusatkan pada pembelajaran vokabulerr (kosakata), kelebihan metode ini terletak pada kesederhanaannya dan sangat mudah dalam pelaksanaannya.
4. Metode Terjemahan
Metode terjemahan (the translation method) adalah metode yang lazim digunakan dalam pengajaran bahasa asing, termasuk alam pengajaran bahasa Indonesia yang umumnya merupakan bahasa kedua setelah bahasa penggunaan bahasa ibu/daerah.
5. Metode Pembatasan Bahasa
Metode ini menekankan pada pembatasan dan penggradasian kosakata dan struktur bahasa yang akan diajarkan, kata-kata dan pola kalimat yang tinggi pemakaiannya dimasyarakat diambil sebagai sumber bacaan dan latihan penggunaan bahasa.
6. Metode Linguistik
Prinsip metode ini adalah pendekatan ilmiah karena yang menjadi landasan pembelajaran adalah hasil dari penelitian para linguis (ahli bahasa). Urutan penyajian bahan pembelajaran disusun sesuai tahap-tahap kesukaran yang mungkin dialami siswa.
Dengan demikian pada metode ini tidak dilarang menggunakan bahasa ibu murid, karena bahasa ibu murid akan memperkuat pemahaman bahasa tersebut.
7. Metode SAS
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) bersumber pada ilmu jiwa yang berpandangan bahwa pengamatan dan penglihatan pertama manusia adalah global atau bersifat menyeluruh. Dengan demikian segala sesuatu yang diperkenalkan pada murid haruslah mulai ditunjukan dan diperkenalkan struktur totalitasnya atau secara global.
8. Metode Bibahasa
Metode ini hampir sama dengan metode linguistik, bahasa ibu murid digunakan untuk menerangkan perbedaan–perbedaan fonetik, kosakata, struktur kalimat dan tata bahasa kedua bahasa itu.
9. Metode Unit
Metode ini berdasarkan pada 5 tahap, yaitu:
a. mempersiapkan murid untuk menerima pengajaran
b. penyajian bahan
c. bimbingan melalui proses induksi
d. generalisai dan penggunaannya di sekolah dasar
Perencanaan atau disebut desain yang disusun di depan kelas. Ada tiga tahapan kegiatan teknik di depan kelas. Pertama, kegiatan penyajian dan penjelasan bahan pembelajaran. Kedua, kegiatan latihan yang dilaksanakan oleh siswa dalam rangka memahami bahan pembelajaran. Ketiga, kegiatan umpan balik untuk menentukan arah kegiatan belajar berikutnya sekaligus merupakan pengulangan atau lanjutan kegiatan belajar berikutnya.
Setelah memahami metode pembelajaran bahasa guru juga harus mengetahui teknik-teknik atau strategi pengajaran yang lazim digunakan. Teknik bersifat prosedural. Teknik yang baik dijabarkan metode dan serasi dengan pendekatan. Berikut sejumlah teknik pengajaran bahasa Indonesia yang biasa dipraktikan guru bahasa Indonesia.
1. Metode Langsung
Metode ini menerapkan secara langsung semua aspek dalam bahasa yang diajarkan. Misalnya, dalam suatu pembelajaran pelajaran bahasa Indonesia didaerah bahasa pengantar dikelas adalah bahasa Indonesia tanpa diselingi bahasa daerah/bahasa ibu.
2. Metode Alamiah
Metode ini berprinsip bahwa mengajar bahasa baru (seperti bahasa kedua) harus sesuia dengan kebiasaan belajar bahasa yang sesungguhnya seperti yang dilalui anak-anak ketika belajar bahasa ibunya.proses alamiah sangat berpengaruh pada metode ini.
3. Metode Tatabahasa
Metode ini memusatkan pada pembelajaran vokabulerr (kosakata), kelebihan metode ini terletak pada kesederhanaannya dan sangat mudah dalam pelaksanaannya.
4. Metode Terjemahan
Metode terjemahan (the translation method) adalah metode yang lazim digunakan dalam pengajaran bahasa asing, termasuk alam pengajaran bahasa Indonesia yang umumnya merupakan bahasa kedua setelah bahasa penggunaan bahasa ibu/daerah.
5. Metode Pembatasan Bahasa
Metode ini menekankan pada pembatasan dan penggradasian kosakata dan struktur bahasa yang akan diajarkan, kata-kata dan pola kalimat yang tinggi pemakaiannya dimasyarakat diambil sebagai sumber bacaan dan latihan penggunaan bahasa.
6. Metode Linguistik
Prinsip metode ini adalah pendekatan ilmiah karena yang menjadi landasan pembelajaran adalah hasil dari penelitian para linguis (ahli bahasa). Urutan penyajian bahan pembelajaran disusun sesuai tahap-tahap kesukaran yang mungkin dialami siswa.
Dengan demikian pada metode ini tidak dilarang menggunakan bahasa ibu murid, karena bahasa ibu murid akan memperkuat pemahaman bahasa tersebut.
7. Metode SAS
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) bersumber pada ilmu jiwa yang berpandangan bahwa pengamatan dan penglihatan pertama manusia adalah global atau bersifat menyeluruh. Dengan demikian segala sesuatu yang diperkenalkan pada murid haruslah mulai ditunjukan dan diperkenalkan struktur totalitasnya atau secara global.
8. Metode Bibahasa
Metode ini hampir sama dengan metode linguistik, bahasa ibu murid digunakan untuk menerangkan perbedaan–perbedaan fonetik, kosakata, struktur kalimat dan tata bahasa kedua bahasa itu.
9. Metode Unit
Metode ini berdasarkan pada 5 tahap, yaitu:
a. mempersiapkan murid untuk menerima pengajaran
b. penyajian bahan
c. bimbingan melalui proses induksi
d. generalisai dan penggunaannya di sekolah dasar
Perencanaan atau disebut desain yang disusun di depan kelas. Ada tiga tahapan kegiatan teknik di depan kelas. Pertama, kegiatan penyajian dan penjelasan bahan pembelajaran. Kedua, kegiatan latihan yang dilaksanakan oleh siswa dalam rangka memahami bahan pembelajaran. Ketiga, kegiatan umpan balik untuk menentukan arah kegiatan belajar berikutnya sekaligus merupakan pengulangan atau lanjutan kegiatan belajar berikutnya.
Setelah memahami metode pembelajaran bahasa guru juga harus mengetahui teknik-teknik atau strategi pengajaran yang lazim digunakan. Teknik bersifat prosedural. Teknik yang baik dijabarkan metode dan serasi dengan pendekatan. Berikut sejumlah teknik pengajaran bahasa Indonesia yang biasa dipraktikan guru bahasa Indonesia.
1. Teknik Ceramah
Pelaksanaan teknik ceramah dikelas rendah dapat berbentuk cerita kenyataan, dongeng atau informasi tentang ilmu pengetahuan.
2. Teknik Tanya Jawab
Teknik tanya jawab dapat diterapkan pada latihan keterampialn menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Selain guru bertanya pada murid, murid juga dapat bertanya pada guru.
3. Teknik Diskusi Kelompok
Teknik ini dapat dilakukan di kelas rendah dengan bimbingan guru. Peran guru terutama dalam pemilihan bahan diskusi, pemilihan ketua kelompok dan memotivasi siswa lainnya agar mau berbicara atau bertanya.
4. Teknik Pemberian Tugas
Teknik ini bertujuan agar siswa lebih aktif dalam mendalami pelajaran dan memiliki keterampilan tertentu, untuk siswa kelas rendah tugas individual seperti membuat catatan kegiatan harian atau disuruh menghapal puisi atau lagu.
5. Teknik Bermain Peran
Teknik ini bertujuan agar siswa menghayati kejadian atau peran seseorang dalam hubungan sosialnya. Dalam bermain peran siswa dapat mencoba menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu, misal: sebagai guru, sopir, dokter, pedagang, hewan, dan tumbuhan. Setelah itu diharapkan siswa dapat menghargai jasa dan peranan orang lain, alam dalam kehidupannya.
6. Teknik Karya Wisata
Teknik ini dilaksanakan dengan cara membawa langsung siswa kepada obyek yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Misalkan : museum, kebun binatang, tempat pameran atau tempat karya wisata lainnya.
7. Teknik Sinektik
Strategi pengajaran sinektik merupakan susatu strategi untuk menjadikan suatau masyarakat intelektual yang menyediakan berbagai siswa untuk bertindak kreatif dan menjelajahi gagasan-gagasan baru dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, teknologi, bahasa dan seni.
Kelebihan teknik ini antara lain:
a. Strategi ini bermanfaaat untuk mengembangkan pengertian baru pada diri siswa tenang sesuatu masalah sehingga dia sadar bagaimana bertingkah laku dalam situasi tertentu.
b. Strategi ini bermanfaat karena dapat mengembangkan kejelasan pengertian dan internalisasi pada diri siswa tentang materi baru.
c. Strategi ini dapat mengmbangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa maupun pada guru.
d. Strategi ini dilaksanakan dalam suasana kebebasan intelektual dan kesamaan martabat antara siswa.
e. Strategi ini membantu siswa menemukan cara berpikir baru dalam memecahkan suatu masalah.
Pelaksanaan teknik ceramah dikelas rendah dapat berbentuk cerita kenyataan, dongeng atau informasi tentang ilmu pengetahuan.
2. Teknik Tanya Jawab
Teknik tanya jawab dapat diterapkan pada latihan keterampialn menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Selain guru bertanya pada murid, murid juga dapat bertanya pada guru.
3. Teknik Diskusi Kelompok
Teknik ini dapat dilakukan di kelas rendah dengan bimbingan guru. Peran guru terutama dalam pemilihan bahan diskusi, pemilihan ketua kelompok dan memotivasi siswa lainnya agar mau berbicara atau bertanya.
4. Teknik Pemberian Tugas
Teknik ini bertujuan agar siswa lebih aktif dalam mendalami pelajaran dan memiliki keterampilan tertentu, untuk siswa kelas rendah tugas individual seperti membuat catatan kegiatan harian atau disuruh menghapal puisi atau lagu.
5. Teknik Bermain Peran
Teknik ini bertujuan agar siswa menghayati kejadian atau peran seseorang dalam hubungan sosialnya. Dalam bermain peran siswa dapat mencoba menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu, misal: sebagai guru, sopir, dokter, pedagang, hewan, dan tumbuhan. Setelah itu diharapkan siswa dapat menghargai jasa dan peranan orang lain, alam dalam kehidupannya.
6. Teknik Karya Wisata
Teknik ini dilaksanakan dengan cara membawa langsung siswa kepada obyek yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Misalkan : museum, kebun binatang, tempat pameran atau tempat karya wisata lainnya.
7. Teknik Sinektik
Strategi pengajaran sinektik merupakan susatu strategi untuk menjadikan suatau masyarakat intelektual yang menyediakan berbagai siswa untuk bertindak kreatif dan menjelajahi gagasan-gagasan baru dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, teknologi, bahasa dan seni.
Kelebihan teknik ini antara lain:
a. Strategi ini bermanfaaat untuk mengembangkan pengertian baru pada diri siswa tenang sesuatu masalah sehingga dia sadar bagaimana bertingkah laku dalam situasi tertentu.
b. Strategi ini bermanfaat karena dapat mengembangkan kejelasan pengertian dan internalisasi pada diri siswa tentang materi baru.
c. Strategi ini dapat mengmbangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa maupun pada guru.
d. Strategi ini dilaksanakan dalam suasana kebebasan intelektual dan kesamaan martabat antara siswa.
e. Strategi ini membantu siswa menemukan cara berpikir baru dalam memecahkan suatu masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar