Latar Belakang Pembelajaran Tematik
Peserta
didik pada Sekolah Dasar yang duduk di kelas-kelas awal (kelas I, II & III)
berada dalam rentangan usia dini. Pada usia dini, seluruh aspek perkembangan
kecerdasan anak (IQ, EQ dan SQ) tumbuh dan berkembang sangat luar biasa cepat
sehingga usia ini sering disebut usia emas (golden age) dalam perkembangan
anak.
Dalam
aspek perkembangan kognitif (berdasarkan teori/tahap perkembangan kognitif
Piaget), anak usia ini berada pada tahap transisi dari tahap pra operasi ke
tahap operasi konkrit. Piaget, dalam hal ini, menyatakan bahwa setiap anak
memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan
lingkungannya. Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut
schemata, yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman
terhadap berbagai obyek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang obyek
tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan obyek dengan
konsep yang sudah ada dalam pikirannya) dan akomodasi (proses memanfaatkan
konsep dalam pikiran untuk menafsirkan obyek).
Proses
belajar anak tidak sekedar menghafal konsep-konsep dan fakta-fakta, tetapi
merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman
yang lebih utuh. Belajar dimaknai sebagai proses interaksi dari anak dengan
lingkungannya. Anak belajar dari halhal yang konkrit, yakni yang dapat dilihat,
didengar, diraba dan dibaui. Hal ini sejalan dengan falsafah konstruksivisme
yang menyatakan bahwa manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan
obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan ini tidak dapat
ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak. Sejalan dengan tahapan
perkembangan dan karakteristik cara anak belajar tersebut, maka pendekatan
pembelajaran siswa SD kelas-kelas awal adalah pembelajaran tematik.
Pengertian dan Karakteristik
Pembelajaran Tematik.
Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa. Sebagai salah satu pendekatan pembelajaran, pembelajaran tematik
memiliki sejumlah ciri/karakteristik, yaitu :
1. Berpusat pada siswa
2. Memberikan pengalaman
langsung
3. Pemisahan matapelajaran
tidak begitu jelas
4. Menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajaran
5. Bersifat fleksibel
6. Hasil pembelajaran sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa
7. Menggunakan prinsip
belajar sambil bermain dan menyenangkan
Setelah
guru memahami pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran bahasa, selanjutnya
guru harus menentukan metode atau cara apa yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pembelajarannya. Dalam bidang pengajaran metode adalah rencana penyajian
bahan secara menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan
atau approach tertentu. Jika approach masih bersifat filosofis atau aksioma,
maka metode adalah implementasi atau cara melaksanakan pembelajaran tersebut,
dalam hal
ini proses belajar-mengajar bahasa.
Metode
meliputi, pemilihan bahan, penentuan urutan bahan, pengembangan bahan,
rancangan evaluasi dan remedial. Dikaitkan dengan Kurikulum 2004, maka langkah
metode ditetapkan setelah guru menetapkan kompetensi dasar beserta indikatorindikatornya.
Dewasa ini ada beberapa metode pembelajaran bahasa yang masih dipergunakan,
baik secara terpisah-pisah maupun digabungkan beberapa metode dalam pelaksanaannya.
1. Metode langsung
Metode ini menerapkan secara
langsung semua aspek bahasa dalam bahasa yang diajarkan.
Misal, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi anak-anak di daerah, bahasa
pengantar di kelas adalah Bahasa Indonesia tanpa diselingi bahasa daerah/ bahasa
ibu. Keunggulan dari metode ini, antara lain: murid terhindar dari verbalistik
dan dapat menggunakan bahasa yang diajarkan secara wajar dan kontekstual.
2.
Metode alamiah
Metode ini banyak memiliki nama, yaitu metode murni,
metode natural atau “customary method”.
Metode ini memiliki prinsip bahwa mengajar bahasa baru (seperti bahasa kedua) harus sesuai dengan
kebiasaan belajar berbahasa yang sesungguhnya sebagaimana yang dilalui oleh
anak-anak ketika belajar bahasa ibunya.
Proses alamiah inilah yang harus dijadikan landasan dalam setiap langkah yang harus ditempuh dalam pengajaran bahasa
kedua, seperti bahasa Indonesia. Seperti
Anda ketahui proses belajar bahasa anak-anak dimulai dengan mendengar, kemudian berbicara, kemudian membaca dan akhirnya
menulis atau mengarang. Jadi pada
awal pelajaran, gurulah yang banyak berbicara/bercerita dalam rangka memperkenalkan bunyi-bunyi, kosa kata dan struktur
kalimat sederhana. Setelah mereka
dapat menyimak dengan baik, kemudian anak-anak diajak berbicara dan selanjutnya mulai diperkenalkan dengan membaca
dan menulis.
3.
Metode tatabahasa
Metode ini dipusatkan pada
pembelajaran vokabuler (kosakata) dan tatabahasa. Isi pelajaran
terutama ditujukan untuk mempelajari kata-kata dan tatabahasa. Daftar kata-kata
dipandang sebagai unit bahasa yang harus diajarkankan dan untuk itu sering
pula diselingi terjemahan. Kelebihan metode ini terletak pada kesederhanaannya
dan sangat mudah dalam pelaksanaanya. Guru memberikan daftar
kosakata dari teks dan kemudian diberikan penjelasan-penjelasan tentang tatabahasanya.
4.
Metode terjemahan
Metode terjemahan (the translation
method) adalah metode yang lazim digunakan untuk pengajaran bahasa asing, termasuk dalam
hal ini Bahasa Indonesia yang pada umumnya
merupakan bahasa kedua setelah penggunaan bahasa ibu yakni bahasa daerah. Prinsip utama pembelajarannya
adalah bahwa penguasaan bahasa asing
dapat dicapai dengan cara latihan terjemahan dari bahasa asing ke dalam bahasa ibu murid atau ke dalam bahasa yang
dikuasainya. Misal: latihan terjemahan
dari Bahasa Indonesia ke dalam bahasa daerah atau dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. Kelebihan
metode ini dalam hal kepraktisan dalam
pelaksanaannya dan dalam hal penguasaan kosakata dan tatabahasa dari bahasa yang baru dipelajari siswa.
5.
Metode pembatasan bahasa
Metode ini menekankan pada pembatasan
dan penggradasian kosakata dan struktur bahasa yang akan
diajarkan. Pembatasan itu dalam hal kekerapan atau penggunaan kosakata dan
urutan penyajiannya. Kata-kata dan pola kalimat yang tinggi pemakaiannya di
masyarakat diambil sebagai sumber bacaan dan latihan penggunaan
bahasa. Pola-pola kalimat, perbendaharaan kata, dan latihan lisan maupun
tulisan dikontrol dengan baik oleh guru.
6.
Metode linguistik
Nama lain dari metode ini adalah
metode “oral aural”. Prinsip yang menjadi landasan metode ini adalah pendekatan
ilmiah sebab yang menjadi landasan pembelajarannya
senantiasa hasil penelitian para linguis (ahli-ahli bahasa). Titik pembelajarannya pada
penguasaan bahasa lisan. Sebelum pembelajaran, diteliti terlebih dahulu persamaan dan perbedaan bahasa ibu dengan bahasa yang
akan diajarkan, terutama persamaan
dan perbedaan mengenai: bunyi-bunyi bahasa, perbendaharaan kata-kata, struktur
kata dan kalimat. Urutan penyajian bahan pembelajaran disusun sesuai tahap-tahap kesukaran yang mungkin dialami
siswa. Persamaan kedua bahasa
tersebut terlebih dulu diajarkan, kemudian baru perbedaan-perbedaannya melalui latihan-latihan yang intensif. Dengan
demikian pada metode ini tidak
dilarang menggunakan bahasa ibu murid, karena bahasa ibu murid akan memperkuat pemahaman bahasa baru
tersebut.
7. Metode SAS
(struktural analitik sintetik)
Metode SAS ( struktural analitik
sintetik) bersumber pada ilmu jiwa gestalt yang berpandangan bahwa
pengamatan/penglihatan pertama setiap manusia adalah global atau bersifat
menyeluruh. Dengan demikian segala sesuatu yang akan diajarkan kepada murid haruslah mulai ditunjukkan atau diperkenalkan
struktur totalitasnya atau secara global. Setelah itu baru mencari atau
menemukan bagianbagian dari
struktur global tersebut, ini yang disebut tahap analisnya. Setelah mengenal bagian serta fungsinya orang dewasa atau
siswa akan mengembalikan bagian-bagian itu menjadi struktur totalitas
seperti pada awalnya, yang disebut tahap
sintesa. Metode ini banyak digunakan dalam metode pembelajaran membaca permulaan, tetapi sesungguhnya dapat
dipergunakan dalam setiap aspek pembelajaran bahasa, sepert:
pembelajaran kosa kata, kalimat, wacana bahkan dalam apresiasi sastra. Selain itu metode ini banyak pula dipakai dalam pembelajaran mata pelajaran lain.
8.
Metode bibahasa
Metode ini hampir sama dengan metode
lingustik seperti yang telah diuraikan di muka. Dalam pembelajaran
bahasa kedua atau bahasa asing, bahan pembelajaran dididasarkan pada
persamaan dan perbedaan antara bahasa ibu dengan bahasa yang akan diajarkan tersebut. Bahasa ibu murid-murid digunakan untuk menerangkan perbedaan-perbedaan fonetik, kosakata,
struktur kalimat dan tatabahasa kedua bahasa itu. Perbedaan-perbedaan
tersebut digunakan sebagai dasar dalam
latihan-latihan yang diberikan secara sistematis.
9.
Metode unit
Metode ini berdasarkan 5 tahapan pembelajaran, yaitu:
mempersiapkan murid untuk menerima
pelajaran, penyajian bahan, bimbingan melalui proses induksi, generalisasi dan penggunaannya. Di sekolah dasar,
tahap-tahap tersebut dapat dikembangkan
sebagai berikut:
a.
Dipilih
unit/tema yang paling menarik bagi para siswa dengan cara memungut
suara terbanyak dari siswa suatu kelas.
b.
Dibentuk
kelompok untuk mempersiapkan percakapan dalam bahasa ibu murid.
c.
Guru
menerjemahkan percakapan itu ke dalam bahasa yang akan diajarkan berikut
tatabahasanya.
d.
Guru
memberikan teks yang sesuai dengan tema yang dipilih tersebut, kemudian
siswa mempelajari kosakata, terutama kosakata baru dan yang dianggap
sukar.
e.
Siswa
mulai berlatih menggunakan kata-kata tersebut dalam kalimat sesuai
konteks pemakaiannya.
f.
Guru
memperhatikan kalimat-kalimat yang disusun siswa sesuai kaidah tatabahasa.
g.
Siswa
membaca kalimat-kalimat tersebut atau mendramatisasikannya, jika siswa
telah mampu menyusun wacana percakapan yang sederhana.
h.
Untuk
kelas-kelas tinggi kegiatan di atas dapat dilanjutkan dengan mengarang
bebas.
Setelah
Anda memahami pendekatan dan metode pembelajaran bahasa, berikutnya Anda harus
memahami dan dapat menggunakan strategi atau teknikteknik dalam
pembelajaran bahasa yang dalam pengajaran umum lazim juga disebut metode. Strategi yang dimaksud adalah :
ceramah, diskusi, demonstrasi, bermain
peran, karyawisata dsb. Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun
berdasarkan metode dan pendekatan yang
dipilih guru.
Di
bawah ini akan diuraikan beberapa teknik pembelajaran bahasa, dari teknik
yang paling abadi seperti teknik ceramah sampai dengan teknik pembelajaran
mutakhir.
1.
Teknik Ceramah
Teknik ini digunakan
untuk menyampaikan informasi. Bagi siswa sekolah dasar kelas rendah, teknik ini diperlukan sebagai latihan keterampilan
menyimak. Pelaksanaan teknik ceramah
di kelas rendah dapat berbentuk cerita kenyataan, dongeng atau informasi tentang ilmu pengetahuan.
Selesai ceramah, dapat diikuti dengan teknik tanya jawab.
2.
Teknik Tanya Jawab
Penggunaan
teknik tanya jawab ini dapat diterapkan pada latihan keterampilan menyimak,berbicara,membaca
dan menulis. Selain guru yang bertanya pada siswa, juga dapat
dilakukan siswa yang bertanya pada guru, setelah guru ceramah atau
bercerita. Di samping itu,guru dapat pula pada awal pelajaran sebagai pretest dan pada akhir
pembelajaran yang disebut posttest.
3.
Teknik Diskusi Kelompok
Teknik
ini dapat dilakukan di SD kelas rendah dengan bimbingan guru. Peran guru
terutama dalam pemilihan bahan diskusi, pemilihan ketua kelompok dan memotivasi
siswa lainnya agar mau berbicara atau bertanya.
4.
Teknik Pemberian Tugas
Teknik
ini biasanya diberikan secara individual atau kelompok. Teknik ini bertujuan
agar siswa lebih aktif dalam mendalami pelajaran dan memiliki keterampilan
tertentu. Untuk siswa kelas rendah tugas individual, seperti membuat catatan kegiatan harian atau disuruh
menghapal puisi atau lagu.
5.
Teknik Bermain Peran
Teknik ini bertujuan
agar siswa menghayati kejadian atau peran seseorang dalam hubungan sosialnya. Dalam bermain peran siswa dapat mencoba menempatkan
diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu, misal: sebagai guru, sopir, dokter, pedagang, tukang becak dsb. Selain
itu dapat pula memerankan tokoh-tokoh
dari benda-benda sekitar, misal: gunung, pohon, binatang, awan,angin, matahari dsb. Dengan menghayati
peran-peran tersebut, diharapkan
siswa terlatih untuk menghargai jasa dan peranan orang lain dalam kehidupannya, juga berlatih kerja sama dengan
orang lain.
6.
Teknik Karyawisata
Teknik
ini dilaksanakan dengan cara membawa langsung siswa kepada obyek yang ada kaitannya
dengan materi pembelajaran. Untuk kelas rendah, guru dapat membawa siswa untuk berjalan-jalan di sekitar lingkungan sekolah,
kemudian secara bergiliran siswa disuruh menceritakan benda-benda atau peristiwa yang ditemuinya. Untuk siswa kelas
tinggi, siswa dapat mengarang atau
mendeskripsikan tempat-tempat yang telah mereka kunjungi, misal: museum, kebun binatang, tempat pameran atau
tempat karyawisata lainnya.
7.
Teknik Sinektik
Strategi
pengajaran sinektik merupakan suatu strategi untuk menciptakan kelas menjadi suatu
masyarakat intelektual , yang menyediakan berbagai kesempatan bagi siswa untuk bertindak kreatif dan menjelajahi gagasangagasan baru dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan
alam, teknologi,bahasa dan seni. Pada dasarnya, kreativitas seseorang dapat
dideskripsikan, didorong dan dapat
ditingkatkan dengan sengaja karena kreativitas pada dasarnya adalah proses emosional. Kreativitas pada diri
seseorang atau pada kelompok dapat
ditingkatkan dengan cara menyadari proses kreatif dan memberikan bantuan
secara sadar ke arah terjadinya kreativitas. Contoh dalam bahasa dengan meminta murid menggunakan gaya bahasa
analogi atau metapora. Kelebihan
teknik ini antara lain:
A.
Strategi ini bermanfaat untuk mengembangkan
pengertian baru pada diri siswa tentang
sesuatu masalah sehingga dia sadar bagaimana
bertingkah laku dalam situasi tertentu.
- Strategi ini bermanfaat karena dapat mengembangkan kejelasan pengertian dan internalisasi pada diri siswa tentang materi baru.
- Strategi ini dapat mengembangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa maupun pada guru.
- Strategi ini dilaksanakan dalam suasana kebebasan intelektual dan kesamaan martabat antara siswa.
- Strategi ini membantu siswa menemukan cara berpikir baru dalam memcahkan suatu masalah.
good view sist...
BalasHapussemoga bermanfaat yah... :)
BalasHapus